Naik kelas dan usaha yang awet berkelanjutan, pastilah merupakan dambaan setiap pelaku usaha di negeri tercinta ini. Apalagi bagi pelaku usaha di sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Perubahan global yang semakin cepat, diperlukan pemahaman tentang pentingnya fenomena D-VUCA-D. Wah, wah, istilah keren apaan tuh?
Singkatan dari Disruption-Volatility (mudah berubah), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), Ambiguity (ambiguitas) -Diversity (keberagaman). Istilah yang mungkin akan semakin membingungkan para pelaku UMKM, khususnya yang nafas roda ekonominya masih senen kemis.
Selama ini dalam berbisnis, fokus selalu diarahkan bagaimana membuat produk, mengelola karyawan, strategi penjualan dan pemasaran menghadapi kompetitor, serta layanan pelanggan. Dalam memandang kompetitor, kini tak hanya melihat pesaing langsung yang menjual produk yang sama.Â
Tentu saja bagi produsen televisi, apakah pernah terpikirkan justru produsen ponsel pintar-lah yang membuat banyak orang mengurangi waktu menonton televisi. Oh ternyata, masih ada hal lain yang harus dicermati. Namanya adalah Perubahan. Situasi yang cepat berubah diakibatkan adanya pertukaran informasi yang cepat dalam berbagai aspek. Perubahan ini menimbulkan ketidakpastian.Â
Enterpreneur Zaman Now harus pula responsif terhadap perilaku pelanggan yang semakin sulit ditebak keinginannya. Maka dibutuhkan pola berdiri sejajar dengan menjadikan pelanggan bagaikan seorang sahabat. Dengan karakter komitmen kuat, siap gagal dan berani ambil risiko, kreatif membaca keinginan pasar, maka tidak perlu takut dan bingung dalam menghadapi era ketidakpastian akibat perubahan yang tak pasti.Â
Tapi bagi UMKM mitra binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), selalu tak ada kata berhenti untuk sesuatu yang layak diperjuangkan. Hebatnya UKM mitra YDBA, tak terlepas dari berbagai macam program pelatihan (training) yang dilandasi semangat PDCA (Plan, Do, Check, Action) dan Kaizen.Â
"Dalam ekosistem pengembangan UMKM mitra YDBA, ada tiga yang terlibat yakni YDBA, UMKM dan Grup Astra beserta jaringannya," kata Ardam Rafif Trisilo (Value Chain Staff YDBA), saat acara Berbuka Puasa YDBA bersama Media & Blogger pada 7 Juni 2018 lalu di Galeri YDBA Sunter Jakarta Utara. Â
Dalam ekosistem ini, YDBA memiliki metoda (pelatihan, pendampingan, fasilitasi pemasaran dan pembiayaan), SDM (pembicara, instruktur, mentor yang berasal dari eksekutif, karyawan aktif dan pasca karyawan Grup Astra), ekosistem digital (website, e-catalog, video edukasi, blog, majalah), infrastruktur (galeri, cabang/Lembaga Pengembangan Bisnis, institusi jasa keuangan mikro) dan jaringan kerja (Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi & UMKM, BUMN & Swasta, Organisasi Internasional seperti HIIDA Jepang, institusi pendidikan tinggi kerjasama Magister Manajemen UI). Â
Sementara UMKM yang dalam kondisi memiliki sumber daya yang terbatas, oleh YDBA mendapatkan pengembangan program mentalitas dasar dan sistem manajemen. Ini untuk memastikan UMKM dapat mandiri dengan program sektor unggulan, serta memiliki pengetahuan dan keahlian produksi sesuai standar industri Astra.Â
Dari sisi Grup Astra dan jaringannya, memiliki SDM (karyawan aktif maupun telah pasca karyawan, fasilitas pusat pelatihan, rantai pasok / supply chain, standar QCDI (Quality, Cost, Delivery, Innovation). Sinergi antara YDBA dengan Grup Astra, dapat dilakukan melalui ayah angkat (faster father) dan income generating activity (IGA) project.Â