Yoyakarta adalah wilayah yang pantas diistimewakan, karena banyak hal-hal istimewa berbaring indah disana. Candi Borobudur adalah salah satu bukti nyata yang sangat artistik bahwa Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang dalam hal budaya dan kerajaan. Yogyakarta adalah representasi dominan untuk menggambarkan indahnya seni budaya Jawa. Dan inilah perjalanan singkat kami selama tiga hari melancong menyelusuri keindahan tersembunyi Yogyakarta.
 Candi Borobudur adalah icon kota Yogyakarta, candi yang dibangun dengan ornamen batu-batu bata sebagai simbol kejayaan kerajaan Yogyakarta di abad ke delapan. Menyelusuri candi Borobudur seperti terkoneksi dengan sisi spritual. Saat menyaksikan bangunanya lebih dekat semakin meningkatkan rasa kagum terhadap maha karya seni budaya Jawa yang sangat indah. Candi Borobudur adalah salah satu tempat paling berkesan di Yogyakarta. Dan awal yang baik untuk berpetualang menyelusuri kota dan alamnya.
 Saat saya menatap Candi Borobudur untuk pertama kalinya, saya merasa disuguhkan sebuah bangunan yang menawan dengan tingkat seni budaya yang apik. Usia bangunanya yang sudah tua tidak melunturkan kesan mempesona yang berdiri jantan disana. Perjalanan menuju candi Borobudur cukup mudah. Jalan yang mulus dan mudah dijangkau akan menambah cita rasa nikmatnya perjalanan. Hanya saja saya pribadi sebagai pengunjung merasa risih dan asing dengan pedangang di sekitar Candi Borobudur yang terkesan memaksa menawarkan danganganya. Para pengunjung diikuti walaupun sudah mengkonfirmasi tidak tertarik untuk membeli dangangan mereka. Tapi wose lah keindahan candi Borobudur yang elegant melenyapkan kerisihan para pedangang disana.
  Yes That is it, Kali biru. Kami memburu kali biru yang lagi happening di jagad maya. Dengan mematok waktu dua jam kami harus menyelesaikan petualangan kami di kali nan eksotis itu. Saya penasaran tak karuan dengan postingan orang-orang tentang keindahan kali biru yang konon katanya seperti negeri di atas awan.Â
 Kali biru terletak di kawasan perbukitan Menoreh Yogyakarta. Hal pertama yang kami lakukan adalah menampakan sosok kami di depan kamera setelah berhasil menempuh Kali biru dengan jalan yang lumayan ekstrim dan kejam. Kami tidak ingin kalah kece dengan orang-orang. Well,  it is time say to the world, we are here guys. Kami ingin menkonfirmasi bahwa kami sedang berdiri di ketinggian 450 mdpl. Saya semakin penasaran menyaksikan wajah Kali biru yang dieluk-elukan nitizen di dunia Maya.Â
 Inilah wajah Kali biru yang sesungguhnya. Sebenarnya hanya daerah perbukitan yang ditumbuhi hutan lindung yang dikelola masyarakat setempat untuk menjadi objek wisata. Tapi bagaimana pun juga sejauh mata memandang Kali biru tetap mampu menggoda rasa kagum saya. Walau pun tidak banyak pemandangan yang bisa di eksplorasi dari tempat tersebut. Tetap saja Kali biru punya sensasi tersendiri untuk dinikmati.Â
 Seperti ini lah cara kami untuk photo bareng dengan kali biru. Menaiki sebuah tangga dengan mengunakan tali pengaman lalu berpose di atas tempat duduk dari kayu yang menempel di pohon jati. Adegan ini menjadi primadona wisatawan yang berkunjung ke kali biru, orang tidak akan percaya Anda ke kali biru jika belum mendapatkan pose yang kece dan eksotis ini. Katanya antrian panjang sering terjadi saat menaiki tempat berpose yang indah itu. Tapi kali ini kami cukup beruntung tidak begitu banyak antrian, sehingga tidak memakan banyak waktu untuk beradegan keren sambil menatap keindahan alami kali biru yang bak negeri di atas awan itu. Cuaca yang cerah semakin mempertegas keindahan wajah kali biru yang berbaring indah di bawah perbukitan.
 Petualangan kami berikutnya adalah goa Pindul. Goa yang terletak di kabupaten gunung Kidul dua jam perjalanan dari kota Yogyakarta. Goa Pindul merupakaan salah satu wahana wisata unggulan di Yogyakarta. Di akhir pekan wahana wisata ini diburu banyak pengunjung dari luar daerah Yogyakarta. Menyelusuri goa Pindul dengan menggunakan ban dengan jarak tempuh hingga satu jam dengan panjang sungai 1500 meter. Aroma sensasi bercumbu dengan keindahan alam mulai terasa saat memasuki goa.Â
Para pemandu menjelaskan sejarah dan detail goa Pindul selama perjalanan di dalam goa. Gemersik tetesan air di dalam goa seolah menyatukan keindahan alam dengan pikiran. Walaupun keramaian menguasai suasana di dalam goa tapi tidak mereduksi ketenangan dan kedamaian yang bersarang dalam pikiran serta jiwa selama menyisir goa dengan menggunakan ban. Setelah melewati tiga zona, zona remang, zona gelap dan zona terang perjalanan berikutnya adalah melakukan Rafting/River Tubing Sungai Oya yang kira-kira satu kilo meter dari Goa Pindul.Â
 Kami menggunakan perjalanan dengan mobil pick up menuju Rafting/River Tubing Sungai Oya  kurang lebih lima belas menit dengan kondisi jalan yang cukup kejam. Menyelusuri jalan yang berlobang disuguhi jurang dan sungai-sungai kecil membuat mobil pick up sering bergoyang. Lumayan menantang dan cara yang  menarik untuk lebih akrab dengan alam semesta.
 Menyelusuri arus Sungai Oya cukup menggoda adrenalin untuk berpacu, walaupun gelombang dan arus sungainya tidak terlalu deras dan kencang.  Sungai Oya tidak begitu susah untuk ditelusuri walaupun tidak begitu menantang tapi masih bisa dirasakan kesan alamnya. Di sisi kiri dan kanan sungai dihuni bebatuan yang menyatu dengan tanah dan pepohonan yang rimbun. Gemersik hujan rintik-rintik menyuguhkan alunan ketenangan yang susah ditemui di jagad ibu kota.
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya