Mohon tunggu...
Thomas Jeperson
Thomas Jeperson Mohon Tunggu... -

Nama : Thomas J MALAU\r\n\r\nFILOSOFI : I Believe that everyday is a test i have to prove my self my dream come to me as long as i believe to my self and i believe.\r\n\r\nwriting is part of my life. Menulis Itu Eksotis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Obral Ginjalmu

2 Februari 2016   17:41 Diperbarui: 2 Februari 2016   18:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi

Fenomena jual beli ginjal tiba-tiba saja menyeruak di media. Ginjal menjadi komoditas untuk kalangan atas yang mengalami gagal ginjal. Sementara orang-orang yang mengalami gangguan keuangan mengobral ginjal mereka dengan alasan klasik. Untuk membayar hutang serta untuk biaya hidup anak, dan istri.

Ginjal merupakan organ vital tempat darah bersirkulasi. Ginjal berfungsi untuk membersihkan darah dalam tubuh. Fungsi ginjal yang paling bermanfaat adalah menyaring zat-zat dalam darah yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh. Jika fungsi ginjal terganggu proses penyaringan darah akan terganggu pula. Hal ini akan mengakibatkan zat sisa yang bersifat racun bagi tubuh beredar dalam darah dan menuju organ-organ dalam peredaran darah terutama jantung, akibatnya kerja jantung akan terganggu.

Manusia memang bisa hidup dengan satu ginjal. Hidup dengan satu ginjal akan membuat fungsi ginjal tidak stabil dan tidak maksimal. Dan akan mempengaruhi kesehatan secara berkesinambungan. Jika kesehatan terganggu tentu akan mempengaruhi produktivitas seseorang untuk jangka panjang. Orang-orang yang menjual satu ginjalnya akan mengalami implikasi massif tehadap kesehatan mereka.

Ginjal sebagai organ vital yang memiliki peranan kursial dalam tubuh seogianya dirawat dan dijaga. Bukan malah diperjual belikan seperti produk yang menyebar di pasaran. Kasus jual beli ginjal tergolong aneh. Dan dalih ekonomi menjadi pemicu utama. Maraknya jual beli ginjal dan malah dijadikan bisnis ilegal merupakan salah satu bentuk representasi kemiskinan di negeri ini.

Kemiskikinan masih merupakan masalah keji di negeri ini. Bagaimana mungkin sebuah organ vital dalam tubuh menjadi sebuah produk yang diperjual belikan bebas. Dan kaum miskin dengan gampangnya menyerahkan salah satu ginjal mereka dengan alasan untuk biaya hutang dan makan. Dengan maraknya jual beli ginjal semakin menunjukan sebuah gambaran yang jelas mengenai karakter masyarakat Indonesia. Ini menunjukan sebuah karakter pemalas dan tidak mau bekerja keras. Msayarakat cenderung lebih memilih cara istant dan mudah untuk menyelesaikan masalah keuangan mereka. Cara intant itu ditempuh dengan mengambil resiko yakni menjual ginjal.

Sasaran para sindikat dan makelar jual beli ginjal adalah orang-orang yang terhempit masalah ekonomi. Dan begitu mudah menemukan orang-orang miskin di negeri ini yang hidup dalam tekanan ekonomi. Mengobral ginjal sama saja mengobral sebagian nyawa karena ginjal memiliki peranan penting dalam tubuh.

Siapa pun Anda dan bagaimana pun keadaan ekonomi Anda, jangan sesekali mengobral ginjal Anda. Ketika Anda menjual ginjal Anda sama saja merusak sebagian tubuh Anda. Satu ginjal tidak akan mampu berfungsi maksimal untuk membuang limbah dan racun dalam tubuh kita. Dan itu artinya penyakit akan mengintai Anda. Belajar melibatkan banyak kerja keras sesulit apa pun masalah keuangan yang sedang Anda hadapai. Dan sindikat dibalik jual beli ginjal sedang diproses pihak kepoisian. Jangan obral ginjalmu, sesulit apa pun hidupmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun