Mohon tunggu...
Jeny Widya Pangestika
Jeny Widya Pangestika Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Adakah Pemimpin seperti di “Jewel in The Crown” di Negeri Tercintaku Ini?

16 Juni 2011   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat jam 12 siang, terburu-buru mengambil remote TV, memencet angka 4. Yah . . tertinggal 10 menit. Ternyata drama korea itu sudah membuat saya terpaut. Bagaimana tidak sikap santun, adat istiadat, serta berbagai baju kebesaran di kerajaan khas korea itu sangat apik dengan para pemainnya yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng J. Munculnya drama asia yang satu ini bukan karena saya pecinta drama korea loh, karena pada dasarnya saya sama sekali tidak suka nonton drama. Tapi yang membuat saya terpaut adalah isi dan makna di dalam drama tersebut.

Kisah seorang anak dari pemimpin pendekar pedang yang diketahui ayahnya dari tokoh utama perempuan Dong Yi ( Kim Yoo Jung). Dia berambisi untuk mengetahui dan memburu siapa penyebab dari kematian ayahnya yang tidak bersalah.Semua dia lakukan sampai akhirnya menjadi bagian penting dari kerjaan korea saat itu. Ceritanya berlatarbelakang setting tahun 1681, tahun ke-7 pemerintahan Raja Sukjong.

Saya tidak akan panjang lebar untuk menjelaskan atau bersinopsis mengenai dram a korea tersebut. Tapi yang membuat saya sangat salut dan kagum adalah sikap dari Raja Sukjong yang sangat arif bijaksana, tegas, adil, dan mengayomi masyarakatnya. Sebagai pimpinan yang wajib dijadikan panutan. Raja Sukjongmenindak adil semua pejabatnya yang ternyata berkorupsi dan melakukan persekongkolan untuk mencelakakanya. Setiap pejabat pejabat yang bersalah diasingkan dan dicopot jabatannya. Tidak perduli pangkat pejabat itu sudah tinggi sekalipun, semua diperlakukan sama. Bukannya tega, tapi memang itu yang harus dilakukan agar para anak buahnya (pejabat pemerintahan) di kerajaan tersebut tidak merugikan negara dan menelantari masyarakatnya. Sungguh sedih saya bayangkan,sangat berbeda 180° dengan pemimpin di negeri tercinta sayaini. Saya dan seluruh warga Indonesia sangat merindukan sosok seperti itu, sosok yang didapat dari Pemimpin terdahulu, Presiden Soekarnodan Wakilnya Moehamad Hatta. Meskipun saya hanya bisa mengetahuinya lewat sejarah.

Bukan hanya itu sikap mengayomi dan mengasihinya Raja Sukjong juga tak luput dari pendapat saya. Ada satu adegan yang membawa dia ke suatu desa yang sebagian masyarakatnya merupakan rakyat jelata. Yang setiap paginya harus mengantri untuk meminta semangkok bubur gandum untuk satu orang maupun keluarganya. Kadang setelah mengantri cukup lamapun ternyata stock bubur gandumnya habis. Sungguh sedih dan terenyuh sekali. Dengan menyamar sebagai rakyat biasa dia sangat heran kenapa stock bubur gandum tidak pernah cukup, padahal dia menerima laporan dari para menterinya bahwa stock gandum untuk semua rakyat mencukupi. Raja SukJong sangat marah atas kejadian tersebut. Tidak segan-segan dia mencopot pejabat di desa itu kalau disini mungkin disebut walikota. Serta semua pejabat yang turut membantunya. Bisa dilihat dari peristiwa itu dia sangat kecewa dan marah. Dia merasa bersalah, merasa tidak patut menjadi seorang pemimpin karena rakyatnya masih banyak yang belum bisa mendapat sesuap bubur gandum untuk bertahan hidup.

Sekelumit cerita tadi memperjelas perbedaan Raja Sukjong dengan Presiden kita saat ini. Apa dia tidak tahu keadaan rakyat miskin yang masih mendominasi negeri Indonesia atau pura-pura tidak tahu ?. Bagaimana dengan pejabat yang mengambil hak rakyat dengan jalan korupsi ? Sangat sulit memutuskan apakah pejabat itu bersalah atau tidak, tidak ada ketegasan, yang ada hanya hukuman penjara yang lebih kecil dari hukuman seorang maling jemuran yang sama sekai belum merasakan hasil curiannya. Begitu bebasnya para korupotor keluar masuk negara orang, seakan tiada beban karena telah mengambil hak seluruh rakyat Indonesia. Dimana pemimpin seperti Raja Sukjong itu ? Atau memang hanya satu saja pemimpin yang dilahirkan seperti itu ? Saya pikir tidak. ALLAH maha adil.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun