Mohon tunggu...
Jennifer Yohanna Hutauruk
Jennifer Yohanna Hutauruk Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

cuma siswa biasa yang butuh nilai

Selanjutnya

Tutup

Film

Tengah dan Bungsu Menjadi Teladan: Analisis Pendekatan Pragmatik

22 November 2022   12:19 Diperbarui: 22 November 2022   12:22 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Nanti Kita Cerita Hari Ini (NKCTHI) merupakan film bertemakan keluarga yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini diadaptasi dari novel Marchella FP dengan judul yang sama. Perilisan film dilakukan pada tanggal 2 Januari 2020. Film NKCTHI adalah film Indonesia pertama yang mencapai dua juta penonton pada tahun 2020. Di bulan Agustus 2020, film ini mendapatkan penghargaan di Festival Film Internasional Shanghai ke-23.

Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang beranggotakan lima. Kelima tokoh tersebut adalah Narendra sebagai ayah, Ajeng sebagai ibu, Angkasa sebagai anak sulung, Aurora sebagai anak tengah, dan Awan sebagai anak bungsu. Awalnya, mereka hidup bahagia. Namun, tiba-tiba Awan, yang saat itu masih SD, mengalami kecelakaan saat hendak menyebrang. Pengalaman traumatis ini mengubah perilaku sang Ayah kepada anak-anaknya.

Narendra menjadi lebih protektif kepada Awan karena takut kehilangan lagi. Awan merasa bahwa dia tidak bebas seperti kakaknya yang ke mana-mana pulang tanpa dijemput. Suatu saat, Awan bertemu Kale di acara milik Angkasa. Lama-kelamaan, mereka semakin sering bertemu dan Awan menjadi lebih pemberontak. Narendra menjadi cemas dengan perubahan sikap Awan. Sementara itu, Aurora merasa bahwa ia tidak pernah diperhatikan oleh ayahnya dan Angkasa yang dituntut ayahnya untuk selalu menjaga adik-adiknya. Hingga pada puncaknya, Angkasa tidak tahan untuk menyembunyikan rahasia. Ia membocorkan bahwa ternyata, Awan memiliki kembaran yang sudah meninggal sejak bayi.

Di esai ini, saya menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra (Siswanto, 2008). Hal ini menandakan bahwa pembaca yang memberi makna terhadap karya sastra. Melalui pendekatan pragmatik, pembaca diharapkan mendapatkan pelajaran dari karya tersebut.

Aurora adalah sosok anak tengah yang mandiri. Sejak kecil, ia terbiasa melakukan segala sesuatu sendirian. Ia juga menyimpan luka sendirian. Diabaikan dan "diasingkan" merupakan makanan sehari-hari Aurora. Namun, Aurora adalah anak yang tangguh. Sikapnya yang tangguh dapat diteladani oleh penonton. Berikut adalah secuil dialog yang mengungkapkan ketangguhan Aurora.

"Ibu: Dari semua anak ibu, kamu yang paling kuat, yang bisa memperjuangkan semuanya sendirian."

Selain itu, Aurora sangat gigih dalam memperjuangkan mimpinya. Saat kecil, ia bercita-cita menjadi atlet renang. Ia berlatih sangat keras demi mengikuti perlombaan. Namun sayang, kakinya sakit sehingga ia tidak dapat melanjutkan mimpinya lagi. Walaupun begitu, dia bangkit kembali untuk melanjutkan mimpinya yang lain. Saat dewasa, Aurora menjadi seniman yang hebat. Ia mencurahkan isi hatinya melalui karya seni yang ia buat. Penonton dapat meneladani untuk tidak terpuruk dengan keadaan.

Awan merupakan anak bungsu yang menginginkan kebebasan. Sebagai anak muda, Awan memiliki semangat yang menggebu-gebu. Protektif berlebihan dari Narendra tidak menghalangi Awan untuk mencari jati dirinya. Tindakannya ini dibantu oleh Kale dalam mencari tahu hal-hal baru. Banyak penonton yang merupakan anak muda merasa dirinya berada di dalam karakter Awan. Awan memang menjadi representasi dari anak muda.

Penonton bisa mencontoh Awan untuk tidak menggunakan kekuasaan dan koneksi orang tua untuk kepentingan diri sendiri. Di pertengahan cerita, Awan ingin bekerja sama langsung di bawah pengawasan idolanya. Namun, hal ini terhalang oleh sikap Awan yang selalu ingin bekerja sendiri. Ayahnya pun mencoba membantu Awan dengan koneksinya agar Awan bisa masuk ke pekerjaan yang dia inginkan. Awan pun kesal karena ia ingin bekerja melalui kemampuannya. Tindakan ini dapat dilihat dari dialog berikut.

"Awan: Ayah tuh udah bikin Awan malu! Awan gak pernah minta ayah manfaatin nasabahnya ayah untuk kerja di firmanya Anton Irianto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun