2. Pengertian terhadap orang lain.
Isyarat verbal dan non-verbal dari orang lain dapat memberitahu komunikator bagaimana tanggapan mereka tentang apa yang komunikan katakan. Menganggap isyarat ini akan membantu komunikan mengarahkan percakapan pada arah yang tepat dan menghindari ketidaksepakatan atau hasil yang tidak produktif.
3. Memiliki sifat rendah hati.
Kerendahan hati merupakan nilai penting yang sangat mempengaruhi kualitas komunikasi antara komunikator dan komunikan ketika berada didalam satu forum diskusi di lingkungan multikultural yang sering dijumpai di Asia. Beradaptasi dengan gaya komunikasi, bahasa, dan bahasa gaul orang lain mengurangi jarak budaya dan sosial dan menumbuhkan persahabatan antara komunikator dan komunikan.
4. kebijaksanaan
Tentunya setiap manusia pernah mengalami hari yang buruk. Tapi jangan salahkan orang lain atau menjadikan orang lain sebagai pelampiasan. Mereka mungkin mengalami hari yang lebih buruk dari yang telah kita hadapi. Pikirkan tentang apa yang akan dikatakan dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi orang lain sebelum berbicara. Memberi perhatian mengubah cara dalam mendekati percakapan. Seorang komunikator harus miliki sikap yang bijaksana dalam setiap langkahnya karena dia akan menjadi contoh bagi para komunikan.
5. Memiliki Sikap Empati
Sebagaimana komunikator mungkin membenci konflik, terkadang tidak ada lagi cara untuk menyelesaikan masalahnya. Akan tetapi tidak ada alasan untuk membenci. Berempati pada situasi orang lain akan membantu dalam mempertahankan nada dan pendekatan yang netral akan topic. Lihatlah dari sudut pandang komunikan dan dengarkan apa yang komunikan katakan. Seseorang mungkin sering mengabaikan detil-detil penting namun tidak untuk seorang komunikator. Seorang komunikator perlu mendengarkan secara detail sampai pada kesimpulan akhirnya.
Sedangkan komunikan sendiri ialah pihak yang menerima pesan atau informasi dari komunikator. Komunikan juga dapat disebut sebagai pendengar, penerima, pembaca, pemirsa, khalayak, atau decoder. Komunikan memiliki hak untuk mempertimbangkan keuntungan pesan yang disampaikan komunikator pada dirinya. Kalau tidak menguntungkan, ia tidak akan memberikan tanggapan. Pada saat komunikan mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu harus sesuai dengan tujuan yang diinginkannya. Dalam konteks komunikasi, penting bagi komunikator untuk memahami karakteristik komunikan, antara lain mengetahui kebutuhan komunikan, kecakapan yang dimiliki komunikan, pengalaman-pengalaman komunikan, kemampuan berpikir komunikan, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi komunikan. Untuk lebih jelas bagaimana cara memahami karakteristik komunikan dalam membentuk suatu komunikasi menjadi efektif, penting bagi komunikator memperhatikan aspek sebagai berikut:
- Waktu yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan.
- Bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti oleh penerima atau komunikan.
- Sikap dan nilai yang ditampilkan harus dapat menumbuhkan kepercayaan komunikan.
- Memilih sasaran dimana komunikasi akan dilakukan.
Sebagai contoh : seperti saat melaksanakan perkuliahan dimana dosen sebagai komunikator yang menyampaikan sebuah materi kepada komunikan yaitu mahasiswa untuk memahami suatu materi. Tentunya untuk memahami suatu materi yang diberikan sebagai mahasiswa kita perlu mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh dosen dalam artian kita harus memiliki pikiran yang terbuka luas atau open minded. Suatu penyampaian yang disampaikan oleh dosen ini ialah suatu tambahan materi atau pendidikan yang akan berguna dimasa yang akan datang .
Selain dari komunikasi yang efektif sebelum membentuk sebuah potensi diri kita memerlukan pikiran yang positif. Bahkan untuk menerima suatu komunikasi yang efektif kita harus memiliki pikiran yang positif. Sebab jika kita tidak memiliki pikiran yang positif, maka kemungkinan yang akan terjadi ialah kita tidak dapat menerima semua ucapan orang lain . Berikut ini pengertian dari berpikir positif :