Mohon tunggu...
Isma Fitria.
Isma Fitria. Mohon Tunggu... Koki - Orang ini

Bersyukurlah

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dampak pola asuh yang salah

24 April 2024   14:45 Diperbarui: 24 April 2024   14:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Orang tua merupakan kunci dalam membentuk perilaku anak sebagai anggota keluarga tempat  sosialisasi pertama kali berlangsung. Perkembangan psikis dan fisik seorang anak bergantung pada gaya pengasuhannya. Keluarga sebagai landasan pertama pembentukan perilaku anak dapat dicapai dengan mengajarkan nilai-nilai yang baik dan keteladanan. Pendidikan nilai dan norma dapat dimasukkan ke dalam aktivitas setiap anak melalui kebiasaan. Perkembangan anak sebagai perubahan tingkah laku dari yang sederhana menjadi sempurna dan belum matang menjadi dewasa. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab orang tua untuk memaksimalkan perannya dalam menunjang dan menunjang proses  tumbuh kembang anaknya dengan menerapkan pola pengasuhan yang tepat. Teori pengasuhan terdiri dari tiga gaya pengasuhan: permisif, otoriter, dan  demokratis. Pola asuh orang tua inilah yang mempengaruhi perilaku pengasuhan anak.
Pengaruh pola asuh orang tua yang salah juga membentuk kepribadian anak yang salah, begitu pula sebaliknya. Jika orang tua membesarkan anak dengan benar, maka pembentukan karakter ayah juga akan benar. Kuat atau tidaknya  seorang anak tergantung dari bagaimana orang tuanya membesarkannya.  Pola asuh yang diterapkan pada keluarga ekonomi menengah ke atas umumnya disebut dengan pola asuh permisif. Artinya, orang tua cenderung mengandalkan penalaran dan manipulasi daripada otoritas yang terang-terangan untuk memberikan kebebasan lebih pada anak untuk bertindak sesuai keinginannya.Orang tua dianggap mempunyai otoritas dan tidak mengharuskan anak mengikuti segala instruksinya. Kebebasan yang berlebihan  ini tidak sejalan dengan perkembangan mental anak dan dapat menyebabkan anak menjadi impulsif dan agresif. Sebaliknya, orang tua dari kalangan ekonomi menengah ke bawah menganut gaya pengasuhan yang dikenal dengan model demokratis, yang ditandai dengan dukungan emosional yang tinggi, komunikasi yang terbuka, standar yang tinggi, dan jaminan kemandirian pada kemampuan anak. Anak yang dibesarkan dalam model pendidikan demokratis yakin akan kemampuannya dan mampu terus mengembangkan keterampilannya. Anak-anak yang dibesarkan dengan cara yang salah seringkali kurang percaya diri.

 Karakter ini diciptakan oleh orang tuanya yang selalu melindunginya dan menghujaninya dengan kasih sayang yang berlebihan. Anak-anak sepertinya tidak diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya mampu melakukan hal-hal hebat. Selain itu, pola asuh yang salah membuat anak terus-menerus bergantung pada orang tua dan orang lain sehingga menyulitkan mereka dalam mengambil keputusan, apalagi ketika harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Selain itu, anak juga selalu bergantung pada orang tuanya dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya. Orang tua yang terlalu protektif selalu membatasi kebebasan bergerak anaknya. Padahal si kecil membutuhkan ruang untuk tumbuh.Sikap yang terlalu mengekang ini menyebabkan anak mencari celah untuk berbohong agar lepas dari belenggu orang tuanya dan menghindari hukuman karena melanggar keinginan orang tuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun