Mohon tunggu...
Jenviari Duan
Jenviari Duan Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tulisan Redaksi Vs Tulisan Warga

5 April 2014   10:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Jenviari Duan

Perkembangan teknologi sangat melaju cepat hingga saat ini, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia akan teknologi yang cangih semakin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang cepat dan murah. Sifat dasar manusia yang tidak pernah puas membuat internet semakin banyak penggunanya dalam berbeagai tujuan dan kepentingan. Internet menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan media-media lain seperti media cetak dan media penyiaran. Media online menawarkan keunggulanya seperti cepat untuk mengaksesnya, dapat menyimpan data banyak, dan membuat audien semakin cerdas karena dapat berinteraksi langsung dengan pengguna lainnya maupun penulis di media online. Keunggulan yang dimiliki oleh media online tersebut membuat media-media lainnya seperti media cetak dan media penyiaran semakin terkikis, hal ini disebabkan media lain seperti cetak dan media penyiaran harus melakukan beberapa tahap supaya dapat terbit (memerlukan waktu yang lama). Padahal kebutuhan akan informasi yang cepat diakses sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Keunggulan internet yang serba cepat itu kemudian dilirik oleh beberapa pengusaha untuk membuat media semacam portal onlie yang berapa menit sekali dapat mengakses segala informasi kepada masyarakat.

Dahulu penulisan berita atau informasi seperti di media penyiaran hanya dilakukan oleh jurnalis media itu sendiri. Hanya Jurnalis profesional di media penyiaran yang sudah mengetahui aturan main untuk meliput atau dasar-dasar penulisan berita yang bertugas untuk mewartakan berita. Namun saat ini kemajuan teknologi mengeser pemahaman itu, informasi yang dituntut cepat, akurat dan berjalan dua arah ini membuat munculnya jurnalisme warga. Jurnalisme warga adalah kegiatan masyarakat yang “bermain dengan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dan berita”. Intensitas dari partisipasi ini adalah untuk menyediakan informasi yang independen, akurat, relevan yang mewujudkan demokrasi.

Jurnalisme warga adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu (dalam pengertian setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan oleh setiap orang). Citizen journalism memberi pengertian bahwa, setiap pengalaman yang ditemui sehari-hari di lingkungannya, atau melakukan interpretasi terhadap suatu peristiwa tertentu. Semua individu bebas melakukan hal itu, dengan perspektif masing-masing. Citizen journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik namun lebih menitik beratkan pada apa yang terjadi disekitar kita. Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses penayangan berita di televisi, dengan menggunakan visual dari masyarakat. Citizen journalism dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, tersruktur, serta dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi rujukan alternatif.

Namun kekawatiran yang muncul setelah keberadaan jurnalisme warga tersebut adalah, apakah informasi yang disampaikan oleh warga tersebut sesuai dengan aturan-aturan penyampaian berita dan kredibel. Jurnalisme warga tidak memiliki standar yang jelas untuk menuliskan apa yang mereka lihat disekitar lingkungan mereka, tidak seperti wartawan profesional yang memiliki standar bagaimana menulis berita yang baik dan benar. Banyak juga media mainstream yang memberikan ruang bagi jurnalisme warga, seperti Kompasiana. Kompasiana merupakan wadah untuk masyarkat luas memberikan informasi apa saja untuk dipublikasikan kepada khalayak. Namun kompasiana tidak memiliki filter saringan berita seperti kompas.com maupun media cetak kompas yang sangat meperhatikan etika penulisan berita. Hal ini menyebabkan berita yang ditulis kompasiana kurang kredibel dan tidak sesuai dengan etika penulisan berita, walaupun tidak semua artikel dikompasiana seperti itu. Tulisan apa saja dapat dipubliksikan melalui kompsiana dan sangat mudah sekali masyarakat mempubliksikannya.

Penulisan jurnalisme warga juga harus mengikuti kaidah penulisan berita, seperti 5W+1H, agar berita yang ditulis lengkap. Formula 5W+1H menjadi semacam rumus baku dalam penulisan berita. Selain itu, ada sejumlah prinsip dasar jurnalisme warga yang harus diperhatikan. lima prinsip dasar jurnalisme warga:


  1. Accuracy. Akurasi, ketepatan.
  2. Thoroughness. Kecermatan, ketelitian.
  3. Transparency. Transparansi, keterbukaan dalam peliputan berita.
  4. Fairness. Kejujuran
  5. Independence. Independensi, tidak berpihak dan tidak terikat oleh kelompok mana pun.

Ketika Jurnalisme warga adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu (dalam pengertian setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan oleh setiap orang). Dengan demikian maka seharusnya masyarakat yang merupakan jurnalisme warga ini harus menaati kode etik wartawan dibawah ini.

Kode Etik Wartawan (Jurnalis)

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,dan tidak beritikad buruk.

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo,informasi latar belakang, dan ‘off the record’ sesuai dengan kesepakatan.

Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Meskipun website kompasiana dibuat oleh KOMPAS.com, tapi dari sisi konten di Kompasiana sama sekali berbeda dengan KOMPAS.com. Konten di Kompasiana dibuat oleh masyarakat umum, sedangkan konten KOMPAS.com dibuat oleh Redaksi KOMPAS.com. Konten Kompasiana langsung tayang, sedangkan konten KOMPAS.com melalui proses editing di meja redaksi sebelum tayang di KOMPAS.com. Meskipun sama-sama berbentuk media, Kompasiana sebenarnya merupakan media sosial dalam bentuk blog bersama (social blog). Seluruh konten yang tayang di Kompasiana ditulis dan ditayangkan langsung oleh pengguna internet (user-generated content).

Jika kita cermati berita atau atikel yang terdapat di kompasiana dan kompas.com sangat berbeda jauh. Kebanyakaan di kompasiana adalah artikel yang membahas tentang apa yang menjadi opini penulis tentang suatu peristiwa sehingga berita yang ditulis di kompasiana merupakan berita yang kurang kredibel dan memihak kepada satu oknum tertentu. Mungkin tidak sengaja berita tersebut memihak salah satu oknum tertentu namun mungkin penulis di kompsiana sudah terkontruksi oleh beberapa isu di media lain kemudian dituangkannya kedalam tulisan. Verifikasi dalam dalam penlisan berita sangat dibutuhkan supaya informasi yang ingin disampaikan tidak memihak dan kredibel. Tulisan di kompasiana jarang sekali mengunakan narasumber untuk menuliskan informasi dan hanya bersifat opini penulis semata. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan berita yang ada di kompas.com yang penulisnya adalah wartawan profesional. Berita di kompas.com terdapat narasumber yang jalas dan menggunakan penulisan beritayang benar dan baik. Selain itu sangat susah untuk menuliskan informasi karena berita yang akan dimuat dilakukan verifikasi. Opini penulis hampir tidak ada karena penulisan berita di kompas.com tidak boleh memihak dan ada opini narasumber yang menjadikan penyeimbangan nilai berita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun