Teks sejarah adalah teks yang menyajikan informasi mengenai peristiwa atau kejadian di masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia pada masanya atau masa setelahnya. Tujuan dari teks sejarah adalah untuk memberikan pemahaman mengenai suatu peristiwa atau tokoh penting, mempelajari penyebab serta dampaknya, dan melestarikan nilai-nilai serta warisan budaya untuk generasi mendatang.Â
Struktur Teks Sejarah Kerajaan Majapahit
1. Orientasi
Bagian awal teks memperkenalkan latar belakang berdirinya Kerajaan Majapahit sebagai lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok. Disebutkan bahwa Singasari runtuh karena pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292. Ini menjadi latar yang menjelaskan mengapa Raden Wijaya kemudian melarikan diri.Â
2. Komplikasi
Dalam bagian ini, muncul permasalahan utama yaitu Raden Wijaya harus mencari perlindungan setelah kejatuhan Singasari. Ia mendapatkan perlindungan dari Arya Wiraja di Sumenep, dan kemudian diizinkan oleh Jayakatwang untuk membuka hutan Tarik. Namun, keinginan Raden Wijaya untuk membangun kembali kekuasaan dan balas dendam terhadap Jayakatwang mulai terlihat.
3. Klimaks
Bagian klimaks terjadi ketika tentara Mongol datang untuk menghukum Kertanegara. Raden Wijaya memanfaatkan situasi ini untuk bekerja sama dengan pasukan Mongol dan menyerang Jayakatwang di Kediri. Klimaksnya adalah ketika Jayakatwang berhasil dikalahkan.
4. Resolusi
Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik melawan tentara Mongol dan memaksa mereka pergi dari tanah Jawa. Ini menyelesaikan konflik utama yang memungkinkan Raden Wijaya mendirikan kerajaan baru.
5. Koda
Koda atau penutup menceritakan penobatan Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana pada 10 November 1293. Pusat kerajaan tersebut berada di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Analisis Unsur Kebahasaan
* Kata Kerja Tindakan: Seperti "melarikan diri," "bersembunyi," "mendirikan," dan "menyerang" yang menunjukkan tindakan-tindakan tokoh.
* Kata Hubung Kronologis: Teks menggunakan kata-kata penghubung waktu seperti "setelah," "kemudian," "pada tanggal," dan "bahkan" untuk menunjukkan urutan peristiwa.
* Keterangan Waktu dan Tempat: Ada penggunaan keterangan waktu seperti "tahun 1292," "pada tanggal 10 November 1293," serta tempat seperti "Kediri," "Sumenep," dan "Trowulan" untuk memperjelas konteks.
* Kata Benda: Nama-nama tokoh seperti "Raden Wijaya," "Jayakatwang," serta istilah kerajaan seperti "Singasari," "Majapahit," membantu pembaca mengenali elemen-elemen penting dalam cerita.
Modifikasi Teks yang Menunjukkan Konflik
Bagian konflik dalam cerita ini terjadi ketika Raden Wijaya menggunakan bantuan tentara Mongol untuk mengalahkan Jayakatwang dan kemudian berbalik melawan mereka. Berikut adalah modifikasi pada bagian konflik:
"Dengan kecerdikannya, Raden Wijaya menyusun rencana untuk memanfaatkan tentara Mongol yang baru tiba di Jawa. Mengetahui bahwa mereka datang untuk menghukum Kertanegara, ia berhasil membujuk panglima perang Mongol untuk bekerja sama. Serangan besar-besaran ke Kediri pun dilakukan, mengakibatkan Jayakatwang ditaklukkan dan kekuasaannya berakhir. Namun, tepat ketika tentara Mongol mulai lengah setelah kemenangan itu, Raden Wijaya mengatur strategi lain. Ia bersama pasukannya melancarkan serangan balik yang mengejutkan terhadap tentara Mongol, hingga memaksa mereka mundur dari tanah Jawa."
Modifikasi ini menekankan taktik dan ketegangan yang terjadi saat Raden Wijaya berbalik melawan sekutu sementara, yaitu tentara Mongol, untuk mengusir mereka dari Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H