Mohon tunggu...
Jenni Susanto
Jenni Susanto Mohon Tunggu... lainnya -

keep the spirit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Profesor Tan Hock Lim: Mengembangkan Teknik Operasi Laparoscopic Untuk Bayi dan Anak-anak

12 April 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13026149331556249716

Kini teknik tersebut juga sudah diturunkannya kepada dua dokter dari Indonesia. Kedua  muridnya itu adalah Dokter Riana dan Dokter Iskandar. Pengabdiannya dalam dunia medis telah memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan ilmu kedokteran. Profesor Tan Hock Lim asal Malaysia, telah mengembangkan teknik operasi laparoscopic yang digunakan untuk melakukan bedah operasi pada anak-anak. Operasi laparoscopic, juga disebut operasi “key hole”, telah semakin diterima sebagai sebuah metode yang aman atau disebut dengan bedah efisien. [caption id="attachment_101304" align="aligncenter" width="300" caption="Profesor Tan Hock Lim bersama dua muridnya asal Indonesia, Dr Riana (kiri) dan Dr Iskandar (kanan)"][/caption] Masyarakat indonesia kini bisa bernafas lega karena tidak perlu repot-repot lagi pergi ke rumah sakit di luar negeri untuk melakukan operasi untuk anak-anak mereka. Soalnya,  Profesor Tan sudah memberikan jawaban dengan memberikan teknik operasi laparoscopic itu kepada dokter di Indonesia. Teknik operasi yang diberikan itu juga sudah digunakan untuk melakukan operasi pada anak sesuai prosedur. Untuk pertama kalinya di Indonesia, pembuktian teknik operasi laparoscopic ini dilakukan Profesor Tan kepada bayi yang dirawat di RSCM, 22 September 2010 lalu. Bayi yang dioperasi itu menderita kelainan bawaan seperti saluran makanan dan usus halus yang buntu. Operasi yang juga tercatat sebagai operasi laparoscopic yang kali pertama pada bayi di Indonesia ini berjalan lancar dan sukses. Dan kini, bayi yang menjalani operasi itu sudah terbebas dari keluhan dan hidup normal. Di Indonesia sendiri Profesor Tan mempunyai dua murid yang mendalami teknik operasi laparoscopic untuk anak-anak. Dia telah menurunkan ilmunya kepada Dokter Riana dan Dokter Iskandar. “Saya berharap ilmu yang saya berikan untuk murid saya ini bisa menjadi sebuah perubahan yang bermanfaat bagi dunia medis di Indonesia,” ujarnya sembari menambahkan jika masyarakat Indonesia ingin bertanya lebih jauh tentang pengembangan operasi laparoscopic untuk anak-anak dan bayi di Indonesia bisa menghubungi muridnya melalui email ke iskandar.ba@gmail.com. [caption id="attachment_101306" align="aligncenter" width="300" caption="Profesor Tan Hock Lim saat melakukan Typical Laparoscopic Surgery pada pasien anak-anak."][/caption] Awal ketertarikan Profesor Tan Hock Lim terhadap operasi laparoscopic sendiri bermula pada saat dirinya bergabung dengan RS Royal Children di Melbourne sebagai konsultan ahli urologi pediatrik pada tahun 1985. Dia bertanggung jawab untuk merawat sejumlah besar anak-anak dengan spina bifida. Anak-anak ini memiliki cacat tulang belakang yang parah yang membuat mereka mengalami kelumpuhan anggota tubuh bagian bawah. “Banyak yang telah mengembangkan metode pengobatan batu ginjal, tetapi juga banyak ditemukan kesulitan dalam mengobati penyakit tersebut. Karena batu yang kembali timbul dan kelainan bentuk tulang belakang mereka yang membuat sulit untuk mencapai ginjal dengan operasi terbuka,” tambahnya. Secara kebetulan, Profesor Tan melihat film dokumenter TV pada metode baru "percutaneous" atau PCNL untuk mengeluarkan batu ginjal yang dikembangkan oleh seorang ahli bedah di Inggris. Batu ginjal tersebut, katanya, diangkat tidak dengan cara bedah. “Dia menusuk ginjal dengan sayatan kulit kecil dan dimasukkan mini jarum menggunakan tabung untuk mengebor batu-batu ginjal keluar,” ungkap Profesor Tan. Cara ini pun kemudian diikutinya untuk mengobati batu ginjal pada remaja dan orang tua. Dan ketika dirinya bisa menemukan teknik bekerja yang lebih baik, Profesor Tan pun makin bersemangat memodifikasi teknik dan instrumen metode tersebut untuk mengobati remaja yang lebih muda dan anak-anak. Tidak berhenti sampai di situ. Proses modifikasi metoda terus berlanjut sampai akhinya bisa diterapkan untuk operasi yang aman bagi anak-anak, bahkan bayi yang baru berusia enam bulan. Berkat keahlian dan kepercayaannya yang begitu besar pada tehnik laporoscopic ini, Profesor Tan juga percaya bahwa langkah yang dilakukannya adalah hal yang bisa membawa perubahan, meskipun itu dinilai sangat berbahaya. Pasalnya, banyak dokter-dokter lain yang menganggap dirinya gila dan hal tersebut merupakan suatu yang tidak mungkin dilakukan pada bayi. “Meskipun banyak dari rekan-rekan saya berpikir bahwa saya gila, karena teknik ini tidak mungkin digunakan untuk anak-anak, apalagi bayi, tetapi saya tetap yakin bahwa tehnik ini bisa digunakan dan melakukan operasi pada anak-anak dan bayi. Bahkan proses recovery-nya bisa jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi bedah besar,” paparnya. Keinginan dirinya yang begitu besar kini bisa terbukti. Sekarang dirinya memiliki harapan dan tantangan untuk menjadikan dokter-dokter di Asia bisa sebanding dengan ahli medis dari barat. “Impian saya ingin memiliki banyak murid, terutama di Asia seperti di Indonesia. Saya yakin bahwa dokter di Indonesia mampu dan bisa setara dengan dokter dari negara Barat,” ungkap Profesor Tan Hock Lim dengan penuh keyakinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun