Identitas Buku
Judul Buku : Dongeng Pendek tentang Kota Kota dalam Kepala
Penulis     : Mashdar Zainal
Penerbit    : DIVA Press
Cetakan    : 2017
Tebal       : 217 Halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â : 978-602-391-401-2
Dalam buku cerpem ini Mashhdar Zainal menciptakan buku sebagai ruang teks literer atau karya fiksi sebagai ruang fiksionalisasi atas realitas dan faktualitas informasi tertentu. Dalam buku cerpen ini Mashdar Zainal tidak menggunakan pola "novel sejarah" atau "based on the true story" tetapi menggubakan pola fiksionalisasi peristiwa dan pengalaman real-faktual dengan imajinasi literer-estetis. Buku ini menghadirkan pelbagai realitas dan faktualitas dan persoalan secara tersorot, tersirat dan juga tersurat. Seperti persoalan pemanasan iklim, ancaman kelangsungan bumi, sangketa kemanusiaan, dampak ideologi pembangunanisme, kekacauan sosiopsikologis. Ketika kita membaca buku ini, kita dapat merasakan dan mencerna bahwa persoalan yang di hadirkan tersebut benar-benar nyata, bukan berita palsu, dan sekedar bualan. Sebagaimana dalam dongeng pada umumnya, yang menempatkan perspektif waktu sebagai pengendali utama pergerakan cerita dan penceritaan. Terkait dengan waktu ini, sebagaimana dongeng pada umumnya, yang selalu berakhir dengan  kejutan atau suspen. Buku dongeng ini juga berakhir dengan kejutan atau suspen juga. Bedanya, pada umumnya dongeng berakhir dengan kejutan bahagia, nyaris semua cerpen Mashdar berakhir dengan kejutan yang kelu, menyedihkan, pilu, atau mengecewakan. Dengan kata lain, hampir semua cerpen Mashdar di tutup dengan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam, sedangkan dongeng selalu dit tutup dengan kebahagiaan.
Bisa di katakan, keseluruhan struktur ruhaniah buku cerpen dongeng Mashdar berisi kemuraman atau minimal kesedihan yang terbuka, sedangkan struktur ruhaniah dongeng tradisional/klasik berisi kesedihan-tantangan-kebahagiaan yang jelas kepastiannya.
Pada buku ini, cerita mengalir penuh dengan hipnotis pada setiap halamannya, bahkan pada "Kabut Ibu" mengangkat masalah ekses sosiopolitis sekaligus sosiopsikologis pertikaian politik 1965, seperti yang kita tau bahwa setiap kita pasti akan mengalami kematian dalam denyut kehidupan. Bahkan saat Mashdar mengangkat cerita "Benny Bear" "Kisah Sepotong Pai" "Mukena Berwarna Langit" membuat kita seolah-olah tertarik ke dalam cerita yang bahkan ketika saya membacanya hampir menitikkan air mata. Semua pokok cerita tersebut di kisahkan dengan simbolisme yang akrab dan dekat dengan kita, selain itu juga pemilihan bahasa yang umum-gamblang sehingga terasa nyaman di kepala pembaca.Â
Buku ini di kemas dengan cover yang cantik, cerdas dan penuh teka-teki, yang sesuai dengan gaya penulisan Mashdar Zainal. Buku ini juga sangat cocok di baca ketika waktu senggang, dengan mengangkat kisah dongeng yang berbeda dari biasanya, membuat yang pembaca akan merasa tertantang untuk menghabiskan setiap halamannya satu demi satu.