Balapan liar adalah sesuatu hal yang dianggap menyenangkan dan biasa bagi anak-anak muda zaman sekarang ini. Bahkan bagi beberapa orang balapan liar ini digunakan untuk taruhan untuk mendapatkan uang. Taukah kalian bahwa balapan liar sangat berbahaya bagi keselamatan pelakunya ? mengapa berbahaya ? karna sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pengemudi kendaraan bermotor harus mempunyai SIM (Surat Izin Mengemudi) dan menggunakan helm berstandar SNI saat berkendara. Bahkan sudah jelas tertulis bahwa pelanggar akan mendapat denda paling besar Rp. 250.000 dan kurungan paling lama satu bulan, tetapi tetap saja para pengendara mengacuhkan peratuan tersebut dengan alasan jarak tempuh yang dekat.Â
Tentu kita tau bahwa para pelaku balap liar mayoritas ialah anak dibawah umur yang sudah pasti belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) dan kebanyakan mereka tidak menggukan helm saat berbalapan. Fungsi dari helm itu sendiri ialah untuk melindungi kepala dari benturan keras jikalau terjadi kecelakaan agar kepala kita tidak benturan secara langsung dengan jalanan. Mengapa harus memakai helm berstandar SNI ? Karna saat balapan pasti para 'pembalap' tersebut menggunakan kecepatan yang sangat tinggi dan beresiko sangat besar terhadap kecelakaan. Helm berstandar SNI tentunya sudah teruji kekuatannya untuk benturan yang sangat keras. Minimal para 'pembalap' dapat sedikit terhindar dari resiko 'kepala pecah' dari balapan tersebut. Tetapi bukan berarti balapan liar itu aman asalkan menggunakan helm.
Bagaimana cara agar anak-anak terhindar dari gaya hidup seperti ini ? Tentunya bagi para orang tua harus memantau setiap pergaulan anak-anaknya. Idealnya para orang tua bertugas untuk mengawasi dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi anak yang membanggakan dan tidak merugikan orang lain tentunya. Tetapi pada kenyataannya banyak orang tua yang gagal dalam mendidik anaknya masing-masing dan anak- anak menjadi membantah perkataan orang tuanya. Anak-anak remaja umumnya lebih menghargai perkataan teman-teman mereka, maka itu sebagai orang tua sebaiknya mengawasi dengan siapa anaknya berteman.Â
Sudah sangat banyak khasus balapan liar yang merenggut nyawa. Banyak sekali terdengar dari beberapa teman yang mengatakan bahwa beberapa anak-anak yang melakukan balapan liar mengalami kecelakaan bahkan ada yang meninggal di tempat kejadian karna kepalanya pecah terbentur ke aspal akibat kecapatan yang sangat tinggi dan tidak menggunakan pelindung kepala. Tentunya para orang tua yang mendapat kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan akibat kurang pengawasan dari orang tuanya merasa sangat menyesal tidak melakuka kewajibannya dengan baik. Sebaiknya resiko seperti ini kita hindari sejak dini
Selain mengawasi pergaulan anak-anak mereka, sejak anak-anak berusia dini orang tua juga harus mengadakan pendekatan secara emosional kepada anak-anak meraka sehingga anak-anak dapat lebih mengerti dan menerima nasihat atau perkataan orang tua mereka dengan baik tanpa memiliki pemikiran atau perasaan negative terhadap orang tuanya.Sehingga sekalipun perkataan dari teman-teman terdengar baik tetapi anak-anak tersebut akan dapat menimbang kembali apakah perkataan teman-temannya lebih benar dibandingkan dengan perkataan orang tuanya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H