Mohon tunggu...
Jennifer Liem
Jennifer Liem Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

No matter how hard the past, you can always begin again

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Get Well Soon" Tanah

4 Maret 2018   12:00 Diperbarui: 4 Maret 2018   14:49 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanah memang salah satu unsur penting dalam kehidupan seluruh mahluk, bagi manusia dan hewan tanah adalah wadah untuk melakukan segala aktivitas dan untuk tumbuhan tanah adalah tempat untuk pertumbuh dan perkembang. Tanpa tanah kebutuhan sandang papan dan pangan tidak terpenuhi. Tanah memang selalu kita olah dan manfaatkan semaksimal mungkin, tapi apakah kita pernah berfikir bawah tanah kita "sakit" ? Apakah kita pernah mengira bahwa tanah "sakit" karena kita? Ingatlah bahwa tanah itu memiliki batasan dan umur. Salah satu "sakit" yang dialami seluruh tanah di dunia adalah degradasi lahan.

Degradasi lahan sendiri adalah perubahan sifat fisik dan kimia tanah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan. Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan degradasi lahan yaitu penebangan pohon yang berlebihan dan menggunakan teknik yang kurang ramah lingkungan, penggunaan pestisida dan pupuk secara perlebihan dan perluasan lahan pertenakan yang berlebihan. Tanah memang salah satu wadah untuk mencari nafkah di sektor pertanian.

Para petani memberikan pupuk dan pestisida untuk menambah kebutuhan hara tanaman dan melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang dapat mengagalkan panen. Dari sisi untuk tanaman petani melakukan hal yang positif tapi apakah itu berdampak positif bagi tanah? Tidak, jika pemupukan dan pemberian pestisida yang berlebihan.

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga tanah kita tetap "sehat". Jika dipandang dari sektro pertanian yaitu,

1. Penggunaan pupuk sintesis sesuai dosis dan memperbanyak penggunaan pupuk organik. Sekarang banyak pupuk organik yang telah berkembang. Salah satunya yang lagi diterapkan di desa-desa yaitu biogas. Prinsip dari biogas adalah fementasi oleh mikrorganisme pada limbah rumah tangga atau kotoran sapi. Selain itu penanaman aneka kacang untuk menambah pasokan nitrogen dalam tanah.

2. Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah dianjurkan dan manfaatkan predator alaminya. Contohnya begini, tikus merupakan salah satu hama perusak tanaman padi. Predator alami tikus adalah burung hantu. Dengan penggunaan burung hantu sebagai predator alami petani tidak perlu memakai racun tikus.

Di atas hanyalah beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mencegah degradasi lahan. Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam mencegahnya. Jika kita dari sektor pertanian tidak mau mencegah, mau dari mana lagi kita mencari nafkah ? Dampak yang sangat terasa jika tanah kita mengalami degradasi lahan yaitu penurunan unsur-unsur yang tersedia dalam tanah. Jika telah terjadi penurunan bagaimana tanaman kita akan tumbuh dan menghasilkan panen yang maksimal ?

Lebih baik mencegah daripada mengobati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun