Mohon tunggu...
Jen Kelana
Jen Kelana Mohon Tunggu... Mengajar -

Pejalan yang ingin terus berjalan. http://bolehsaja.net

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Belum Juga Merdeka

13 Agustus 2016   19:43 Diperbarui: 13 Agustus 2016   20:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serpih sejarah menyempil setiap syaraf
mengembara di rimba-rimba gerilya
tanah basah mengujung darah
mengelupas jiwa-jiwa resah
di setiap persinggahan masa
mereka juga harus berteriak
meski serak
~Merdeka!

Kemerdekaan lumer di kaki-kaki lima
koyak moyak di sepanjang trotoar
melebur merah putih di umbul-umbul
membuyar pagar dan patok-patok jalan
kemudian memuai ditelan riuh karnaval

Kita masih terus saja melangitkan koar
di sosial media juga setiap mimbar
menjadi slogan yang bara
setiap agustus tiba
~Merdeka!

Nasionalisme berkarat sekarat
kurindu gelora menyemangat
gempita membumikan jiwa
di ladang-ladang cinta tanah air kita

Imaji, 13 Agustus 2016. 06:37

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun