Mohon tunggu...
Jen Kelana
Jen Kelana Mohon Tunggu... Mengajar -

Pejalan yang ingin terus berjalan. http://bolehsaja.net

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hikayat Atuk Maamun

31 Agustus 2015   21:30 Diperbarui: 31 Agustus 2015   21:30 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

:Anas Maamun*

 

Membaca riwayatmu, Atuk
seperti hari cerah yang tiba-tiba kelam
meninggalkan catatan buram
silsilah yang kau pahatkan
pada kening-kening sesanak pinak

Mengurai hikayatmu, Atuk
seperti menggali hitam pekat
menjadi guru kemudian birokrat
lalu menancapkan kuasa
hingga njelma dinasti menggurita
kemudian kata-kata binal amoral kerap terujar
pelecehan seksual acap tersiar
bahkan cerca tak menjadikanmu jera
dan limpahan harta entah dari mana
mengalir sekenanya
hingga menggunung njelma istana
setiap sisi yang kau lirik
selalu merembeskan pundi-pundi
dari mana lagi jika tidak dari korupsi

Menelisik ceritamu, Atuk
seumpama kerdip pelita diselimuti jelaga
penuh duka luka menyisakan kesat masa tua
tercatat lekat namamu di ensiklopegila koruptor
menjadi horor sebenar-benar hilang pamor
dan kau sambut ajal di penjara sunyi kotor

2015

*Gubernur Riau nonaktif (2014 – 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun