Pagi terperangkap asap
nanar kotaku menerjemahkan waktu
lantaran trotoar karib menyelimuti
para pejalan melahap debu-debu
sementara matahari jingga memutih
tersangkut reranting ranggas mahoni
kemudian menusuk etalase-etalase
sepanjang aspal jalanan
teriak stokar menjajakan perjalanan
menjadi kering kerontang
mengumbar udara ditenggorokan
Asap kian pekat tersekat
angin berlompatan sesak memburu syahwat
melumer di jendela-jendela rumah kita
lalu isak menyesak setiap saat
di antara gelegar Enter Sandman
Hetfield bergumul pekat kopi berorama asap
aku gagap mengemasnya
menjadi rajutan mimpi-mimpi pelangi
dan hari-hari sudah juga mati
2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H