Nurcholis Madjid merupakan seorang intelektual Muslim di Indonesia yang sangat berpengaruh ia lebih dikenal dengan sebutan Cak Nur beliau lahir di Jawa Timur pada tanggal 17 maret 1939 Masehi bertepatan pada 26 Muharrom 1358 Hijriyah. Kemudian ia wafat pada 29 Agustus 2005 dalam Usia 66 tahun. Beliau di lahirkan dari keluarga pesantren. Ayahnya adalah K.H Abdul Madjid, seorang kyai yang merupakan alumni Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, yang didirikan oleh pendiri Nahdatul Ulama (NU), yaitu Hadaratus Syaikh Hasyim Asy'ari. Nurholis Madjid.
Bagaimana pemikiran Nurcholish Madjid terhadap moderasi radikalisme?
Menurut Pemikiran Nurcholish Madjid mengenai moderasi beragama sangat penting dalam menghadapi radikalisme di Indonesia. Ia dikenal sebagai pemikir Islam yang moderat dan memiliki sikap terbuka terhadap interaksi antaragama. Menurut beliau moderasi beragama adalah suatu perspektif, sikap, dan praktik dalam beragama yang menekankan pada inti ajaran agama, yaitu menjaga martabat manusia dan menciptakan kebaikan bersama. Selain itu moderasi beragama juga didasarkan pada prinsip keadilan, keseimbangan, dan penghormatan terhadap konstitusi sebagai kesepakatan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Â Moderasi beragama menurut Cak Nur mencakup beberapa aspek, antara lain menghormati dan menghargai perbedaan dalam beragama, menjaga kerukunan dan harmoni antar umat beragama, menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai prioritas utama, melaksanakan ajaran agama dengan pendekatan yang moderat, serta beradaptasi dengan konteks kehidupan modern tanpa mengabaikan nilai-nilai agama.
Di Indonesia yang sangat beragam, moderasi beragama menjadi sangat krusial atau sanagat penting karna untuk mencegah konflik antar umat beragama, membangun masyarakat yang inklusif dan toleran, serta menciptakan kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis. Radikalisme merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi Indonesia pada saat ini. Hal ini tidak hanya mengancam persatuan bangsa, tetapi juga menghalangi upaya untuk membangun masyarakat yang damai dan toleran. Istilah radikalisme berasal dari kata Latin "radix," yang berarti "akar," dan dalam bahasa Inggris, "radical" dapat diartikan sebagai ekstrim, revolusioner, menyeluruh, atau fanatik.
Apa saja faktor yang mendorong munculnya radikalisme di Indonesia ?
Beberapa faktor yang mendorong munculnya radikalisme di Indonesia meliputi aspek sosial, budaya, dan politik. Ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial sering kali menjadi akar permasalahan, di mana kesenjangan sosial menciptakan rasa frustrasi dan keterpinggiran di kalangan individu yang merasa tidak mendapatkan kesempatan yang setara dalam masyarakat.
Media sosial telah menjadi sarana yang efektif bagi kelompok radikal untuk menyebarkan propaganda dan merekrut anggota baru, terutama di kalangan generasi muda yang aktif menggunakan platform digital. Dengan cepatnya penyebaran informasi, ideologi ekstrem dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memperkuat jaringan kelompok radikal, sehingga memperburuk dinamika radikalisasi di masyarakat.
Untuk mengatasi masalah radikalisme, diperlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai moderasi. Penerapan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, antara lain dengan menghargai perbedaan sebagai salah satu pilar utama moderasi beragama, meningkatkan pemahaman antaragama, mengamalkan nilai-nilai universal agama, membangun dialog antaragama, dan menjaga ketenangan serta tidak mudah terprovokasi.
Dengan demikian, moderasi beragama menawarkan jalan tengah yang mengutamakan harmoni, liberalisme memberikan ruang untuk interpretasi yang fleksibel, sementara fundamentalisme berpegang teguh pada keaslian tradisi agama tanpa kompromi terhadap perubahan. Oleh karena itu, pemikiran Nurcholish Madjid tentang moderasi beragama menjadi sangat relevan dalam menghadapi radikalisme di Indonesia.
Simpulan