Mohon tunggu...
Jeni Nurmawati
Jeni Nurmawati Mohon Tunggu... -

Student of ED State University of Jakarta. Masih belajar untuk terus mengembangkan potensi diri. \r\n"You can't stop the waves, but you can learn to surf" -Jon Kabat-Zinn

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sihir K-Pop pada Remaja Lintas Negara

14 Agustus 2013   02:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti sudah tidak asing lagi di telinga kita apabila mendengar tentang K-Pop. Yap, budaya populer yang satu ini begitu hits dan berhasil menyihir para remaja di penjuru dunia khususnya Indonesia. Hal ini merupakan salah satu akibat dari pengaruh globalisasi yang berkembang pesat, yang memberikan ruang gerak untuk mereka mengunggah segala informasi ter up to date dari boyband dan girlband favorit mereka. Informasi tersebut bisa berupa video streaming seputar drama, musik video, dance cover, reality show, bahkan make up tutorial yang diperkenalkan oleh anggota girlband, dan di sponsori pula oleh salah satu produk kecantikan terkenal di negeri ginseng tersebut. Banyak pula remaja kita yang dapat memantau aktivitas idola mereka lewat jejaring media sosial seperti twitter atau facebook. Bukan tidak mungkin, bahkan kerap kali banyak remaja kita menjadikan K-Pop sebagai kiblat gaya hidup, termasuk K-fashion dan K-beauty. Apalagi sering pula dijumpai tanggapan remaja kita yang terlalu fanatik dengan euforia K-Pop dan pada saat ditanya tentang budaya dan kesenian daerah asal sendiri, mereka pun bingung. Tidak tahu ulah siapa, yang  jelas budaya Indonesia sudah kalah bersaing dengan budaya asing tsb. Padahal masyarakat kita sudah disosialisasikan dan dikenali oleh kebudayan-kebudayaan Indonesia sedari TK, SD, dst seperti menari, mengenal dan memainkan alat musik tradisional, dan juga karya-karya sastra dari bebagai daerah. Bila hal ini dibiarkan secara terus menerus dapat dipastikan akan melunturkan rasa cinta pada budaya sendiri. Pada tahap yang sudah parah, bukan tidak mungkin generasi kita sudah mulai malu untuk mengakui budayanya dan dapat menjurus pada hilangnya jati diri dan rasa nasionalisme. Tetapi,  walaupun demikian, rasa nasionalisme itu anehnya bisa menguat dan tiba-tiba timbul dengan sendirinya apabila terdapat intervensi dari negara tetangga yang diam-diam mengakui hasil kebudayaan daerah Indonesia. Beda cerita apabila kita bicara masalah K-Pop di negara perbatasan Israel dan Palestina. Disini bukan fanatisme budaya yang dipersoalkan, tetapi lebih ke hiburan semata yang maih berada dalam batas normal untuk masyarakat disana. Bahkan katanya, K-Pop ini kabarnya berjasa dalam upaya perdamaian menyangkut kedua negara tersebut. Memang apa sih yang membuat K-Pop ini begitu istimewa disana? Ternyata, budaya yang telah membesarkan nama SHINee, SNSD, Sistar, dan Big Bang itu dengan sukses dapat menyatukan para penggemar dari warga Israel dan Palestina terlihat lebih kompak dan agaknya bisa menjadi angin segar sementara, untuk melupakan sebentar ketegangan dan permasalahan yang mereka hadapi sekarang. Tentu ini adalah kabar baik. Contoh dampak positif yang bisa kita petik dalam hal penetrasi budaya asing pada suatu negara. Tidak ada salahnya Indonesia mengambil pelajaran dari peristiwa tsb. Alangkah baiknya apabila kebudayaan Indonesia disajikan dengan lebih menarik, disertai keikutsertaan pemerintah dalam memfasilitasi acara-acara dan kegiatan yang berkaitan dengan pengenalan budaya ke masyarakat luas. Dan pendekatannya pun harus bisa membumi untuk semua kalangan, tidak hanya untuk kaum elite. Tujuannya jelas, untuk merangkul masyarakat kita agar kembali, agar membuka mata pada krisis kebudayaan yg melanda negeri ini. Mumpung belum terlambat. Tapi itu semua akan percuma, apabila kita masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda belum tergerak jiwa dan raganya untuk membantu upaya pelestarian budaya daerah. Toh semuanya bisa dipertimbangkan, tidak semua budaya asing yang masuk itu merupakan hal negatif. Kita juga perlu melek dunia luar, mengetahui perkembangan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi disana. Setelah itu menganalisis, serta menyeleksi dengan cermat mana yang sesuai, dan mana yang tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun