hutanindonesia
Alam memberikan segala kekayaan, keindahan, dan kemashyuran bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya tanpa terkecuali. Segalanya bernaung dan menggantungkan hidupnya pada alam. Baik pada urusan bernafas, kebutuhan makan dan minum, hingga mengenai kebutuhan akan tempat tinggal. Seluruhnya bersumber dari alam. Dan apakah alam meminta imbalan atas segala yang disediakannya untuk makhluk di bumi? Ya, tentu saja. Alam meminta pemanfaatannya secara intensif yang dibarengi dengan upaya pelestarian , tapi tidak untuk dijarah tanpa ampun.
Hutan merupakan salah satu bagian yang tersedia dari alam denganbegitu banyak fungsi-fungsi vital yang tak terbantahkan lagi sangat menopang hidup semua makhluk, terutama manusia. Hutan tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Begitu bersyukurnya kita sebagai penduduk Indonesia dikarenakan berjuta-juta hektar hutan yang kita miliki, terutama hutan hujan tropis yang sangat unik karna hanya terdapat di daerah tropis di mana tumbuhan dan pepohonannya akan tetap berwarna hijau dengan cantiknya sepanjang tahun.
Faktanya, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia dengan jumlah populasi hutan hujan tropis terluas setelah Brazil dan Republik Kongo. Selain itu, hutan Indonesia pun terkenal akan keanekaragaman hayati sehingga dijuluki Centre of Biological Diversity atau Pusat Keanekaragaman Hayati. Dikarenakan keragaman ekologis tipe-tipe hutan tersebut, maka mengakibatkan terjadinya keanekaraman species Flora dan Fauna Indonesia. Hal tsb menjadikan Indonesia dijuluki sebagai Plasma Nutfah. Betapa tidak, Hutan Indonesia menghasilkan berbagai sumber daya hayati berupa sumber daya alam nabati dan hewani yang bersama-sama berkembang dalamsuatu ekosistem yang hidup pada habitat aslinya. Bayangkan jika tanpa adanya ekosistem yang seimbang, maka kehidupan akan terancam.
Fungsi vital lain yang dimiliki hutan hujan tropis Indonesia adalah sebagai Paru-paru dunia. Hutan hujan tropis berperan manjaga kestabilan iklim dunia dengan cara menyerap karbondioksida (CO2) di atmosfer bekas sisa-sisa residu dari industri, maupun polusi kendaraan, sehingga mengurangi efek rumah kaca. Selain sebagai paru-paru dunia, hutan hujan tropis juga sebagai suatu sistem peredaran hidrologi bagi bumi, di mana menggambarkan pergerakan yang simultan dan terus-menerus air di bawah permukaan bumi, di permukaan bumi, dan di atas permukaan bumi. Sungguh suatu hal yang sangat mahal.
Sebagai salah seorang warga negara Indonesia, saya bangga hidup di negeri dengan begitu kayanya hutan yang kita miliki, sekaligus berada di posisi betapa mirisnya melihat perlahan-lahan hutan yang dulunya indah itu mulai dibabat habis untuk kepentingan sebagian pihak tak bertanggung jawab. Betapa berbeda dan mengerikannya manusia merampas apa yang ada pada hutan kita, entah dengan illegal logging ataupun pembakaran hutan. Faktanya, deforestasi terus-menerus meningkat drastis. Di manakah lagi suara kicauan burung, suara sahutan satwa-satwa penghuni hutan, gemerisik dedaunan disapa angin, air sungai yang tenang sepanjang tepi hutan, suara hewan melata merayap mencari makanannya, atau bahkan segarnya udara yang kita hirup atas jasa hutan? Di manakah lagi celoteh hutan kita? Sungguh sayang, kebanyakan celotehnya telah terabaikan.
Akhirnya timbul pertanyaan, apakah tindakan yang sudah dilaksanakan untuk menyelamatkan paru-paru dunia, atau plasma nutfah kita, hutan milik kita?
Pertama dan terpenting, sadarilah bahwa hutan dan segala yang berada di dalamnya adalah milik kita yang sepatutnya dijaga dan dilestarikan. Memulai tindakan kecil, terkadang juga sangat berarti banyak. Dengan tidak membuang puntung rokok atau menyalakan api sembarangan di hutan, mungkin kita baru saja menyelamatkan hutan kita dari kemusnahan akibat kebakaran hutan. Kemudian kita perlu membekali generasi penerus kita tentang pentingnya fungsi hutan yang kita nikmati setiap saat untuk mengoptimalkan kegunaannya dan juga disertai dengan tindakan pelestarian. Karena pendidikan dan pengetahuan merupakan hal vital yang efektif untuk menyadarkan setiap orang dari melakukan kesalahan. Didiklah diri kita dan keluarga kita agar tidak melakukan kesalahan dengan tidak menyakiti hutan. Karena dengan menyakiti hutan, kita juga menyakiti hidup kita sendiri. Dan mencintai hutan, berarti juga mencintai dan menyelamatkan hidup kita sekarang, esok hari, dan selamanya.
Salam cinta hutan :)
References:
Pic source: theforeigner.no
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H