Mohon tunggu...
Jeni H Nevinda
Jeni H Nevinda Mohon Tunggu... Hoteliers - Mengumpulkan tugas

Mahasiswa Uniss

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Kita

22 Desember 2019   13:26 Diperbarui: 22 Desember 2019   13:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Sepak Bola Adalah Alat Perjuangan"

-Tan Malaka -

Olah raga sepak bola juga punya peran dalam menggelorakan pemuda maupun tokoh tokoh pergerakan Tanah Air untuk menumbuhkan identitas dan spirit kebangsaan serta rasa nasionalisme untuk kemerdekaan Indonesia.

Sebagai olahraga yang sangat diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, Tan Malaka menggunakan ketangkasannya bermain sepak bola bukan hanya semata untuk menunjukan identitasnya namun ia mencoba menunjukan jati dirinya sebagai putra Hindia Belanda yang punya keinginan untuk merdeka. Tak bisa dimungkiri Tan Malaka menggunakan olahraga sepak bola sebagai alat untuk mengkomunikasikan tentang rasa nasionalisme. 

Rasisme Dalam Sepakbola

Apakah kalian pernah mendengar teriakan berbau rasis seperti orang-orang distadion ketua pemainnya dilanggal oleh pemain lawan? Atau wasit yang menghadiahi tendangan pinalti untuk tim lawan? Dengan fanatisme dan kondisi tim yang tertinggal (kalah) atau disaat waktu-waktu krusial, pasti terselubung ocehan-ocehan dangkal berbau rasis dari setiap mulut orang-orang yang ada di tribun. Itu sudah biasa saya jumpai dan rasakan.

Apa itu Rasisme? Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu -- bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. 

Sebagian pemain pasti akan merasa senang jika mendapat umpatan-umpatan rasis. Kelakuan para suporter yang melemparkan botol ke lapangan dan bahkan menirukan suara hewan setia pemain (korban rasis) menggiring bola. Kejadian-kejadian seperti itu masih sering terjadi dibeberapa tempat. Segerombolan suporter rasisi yang rata-rata beridiologi sayap kanan (fasisme) masih eksis hingga hari ini, detik ini.

Rasisme bagi saya seperti penyakit yang menempel pada tubuh manusia dan sulit untuk disembuhkan bahkan berpotensi mengakibatkan kematian, karena setiap praktik rasisme pasti ada akar dan sebabnya, maka kita bisa mengerti mengapa ideologi dan praktik rasisme ini harus dilawan seteguh-teguhnya dan semilitan-militannya.

Cobalah untuk berteman dengan orang berlatar belakang (ras, suku dan agama) yang berbeda, bacalah buku dan dengarkan lagu-lagu yang mengampanyekan gerakan anti-rasis. Karena, perbedaan itu romantis penuh cinta didalamnya dan indah bak pelangi di tengah-tangah air terjun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun