Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tidak Ada Tahun Baru Imlek di Tahun Ini

1 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   15:20 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Altar abu di Rumah Marga Tjhia, Singkawang | Foto milik pribadi

Tahun Baru Imlek tahun ini jatuh pada 1 Februari 2022, atau tepatnya hari ini. Bagi saya, Imlek selalu berhubungan dengan 3 hal: keluarga, sukacita, dan harapan. Sayangnya tahun ini ada sedikit yang berbeda, tidak ada Tahun Baru Imlek di tahun ini untuk saya. 

Tahun lalu, saya menulis artikel "Suka dan Duka Mempersiapkan Imlek di Masa Pandemi", di mana imlek tahun lalu masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa harus menahan rindu dan kehilangan, dengan harapan akan semangat serba merah dan harapan baru akan tahun yang lebih baik. 

Sudah hampir setengah tahun Ayah saya meninggal. Tahun Baru Imlek merupakan saat-saat favoritnya. Sibuk membersihkan rumah, mencari baju baru yang tentunya harus berwarna merah terang, dan menempel berbagai aksesoris Imlek di rumah adalah kebahagiaannya. 

Tidak ada yang siap ketika harus dihadapkan dengan kematian orangtua. Aneh rasanya, bagaimana puluhan tahun selalu bersama, bagaikan petir di siang bolong Ia meninggalkan dunia ini. 

Dukacita di Imlek kali ini bukan hanya saya alami. Banyak dari orang-orang sekitar saya yang tahun ini tidak merayakan Imlek karena alasan yang sama: kehilangan orangtua, kakek-nenek, atau bahkan anaknya. 

Saya yakin ini juga bukan hanya terjadi ketika Imlek ataupun kepada masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, hal yang sama juga terjadi ketika merayakan Natal, Idul Fitri, dan hari raya lainnya. Covid-19, khususnya pada pertengahan tahun 2021 banyak merebut orang-orang yang kita cintai. 

Lampion di Rumah Marga Tjhia, Singkawang | Foto milik penulis
Lampion di Rumah Marga Tjhia, Singkawang | Foto milik penulis

Terdapat pantangan di mana keluarga yang sedang berkabung, yang diasosiasikan dengan warna putih (kesedihan, dukacita), tidak boleh merayakan Imlek, yang diasosiasikan dengan warna merah (kebahagiaan, semangat). Pantangan tersebut juga untuk para tamu, dimana tidak boleh mengunjungi rumah dari mereka yang sedang berkabung. 

Pantangan tersebut sebenarnya sudah banyak tidak dijalankan oleh orang lain. Namun keluarga saya memilih untuk tidak merayakan Imlek tahun ini. 

Tidak jelas sebenarnya berapa lama masa berkabung ini, ada yang mengatakan 1 tahun bahkan 3 tahun setelah anggota keluarga meninggal. Mungkin yang pastinya ketika kita sudah siap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun