Bunga tersebut adalah karya dari hasil penyilangan yang dilakukan oleh seorang breeder bunga Carl Ludwig. C. L. Bundt di sebuah laboratorium penyilangan bunga di Makassar. Keberadaan bunga ini sebenarnya bukanlah kejadian tidak sengaja. Bundt mengusulkan untuk memamerkan bunga yang dinamai nama anaknya, setelah Sudjana Kassan yang menjabat Direktur Kebun Raya Bogor meminta bantuannya dalam persiapan sambutan kunjungan bersejarah tersebut.
Melihat ketertarikan Kim Il-sung, Soekarno kemudian memberikan bunga tersebut sebagai hadiah ulang tahunnya. Awalnya hadiah tersebut ditolak, namun Soekarno berhasil meyakinkannya dan berjanji memberikan bantuan agar bunga ini dapat dibudidayakan di Korea Utara. Soekarno kemudian menamai bunga anggrek tersebut Kimilsungia, gabungan dari nama Kim Il-sung dengan Indonesia.
Sayangnya Soekarno tidak tahu bahwa bunga tersebut sebenarnya sudah diberi nama sehingga penamaan Kimilsungia tidak valid. Maka dari itu Kimilsungia menjadi sinonim dari Dendrobium Clara Bundt.
Stan KBRI Korea Utara yang memperoleh Penghargaan Terbaik Kedua pada Festival Kimilsungia pada tahun 2018 | Foto diambil dari KBRI Korea UtaraKeistimewaan Kimilsungia bagi Korea Utara
Kebahagiaan Kim Il-sung menerima bunga tersebut pun dicatat dalam buku penting Korea Utara yang berjudul “Korea pada Abad ke-20: 100 Kejadian Penting”, dimana tertulis:
“Dia berhenti didepan sekuntum bunga tertentu, batangnya meregang lurus, daunnya membentang seimbang, memberikan tampilan yang cantik, dan warna merah mudanya pada saat mekar menunjukkan keanggunan dan martabatnya; dia berkata bahwa tumbuhan itu terlihat menawan hati, berbicara meluap-luap karena telah berhasil menemukannya. Soekarno berkata bahwa tumbuhan itu belum memiliki nama, dan dia akan menamainya menurut nama Kim Il-sung. Kim Il-sung menolak tawaran Soekarno, tetapi Soekarno tetap bersikeras bahwa menerakan nama Kim Il-sung bagi bunga itu adalah sebuah kehormatan besar, sebab Kim Il-sung telah menujukkan penggalian yang besar demi manfaat yang diraih umat manusia”.
Bukan hanya untuk Kim Il-sung, bunga Kimilsungia juga sangat istimewa bagi pemerintah dan masyarakat Korea Utara dengan digelarnya Festival Bunga Kimilsungia yang diselenggarakan pada April 1999 hingga sekarang. Bunga Kimilsungia juga dijadikan bunga nasional Korea Utara.
Bunga asal Indonesia ini diberi gelar sebagai immortal flower atau bunga abadi, melambangkan keabadian Mantan Presiden Kim Il-sung yang disebut sebagai Presiden Abadi. Pada tahun 2011, pemerintah Korea Utara meresmikan sebuah monumen peringatan sebagai bentuk apresiasi pada peringatan 46 tahun penyerahan bunga tersebut di Rumah Anggrek, Kebun Raya Bogor.
Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) yang didirikan Rachmawati Soekarnoputri juga pernah menyerahkan Star of Soekarno kepada Kim Il-sung pada tahun 2001 dan kepada Kim Jong Un pada tahun 2015. Pemberian tersebut menjadi apresiasi YPS terhadap hubungan baik kedua negara yang dibina oleh Soekarno dan Kim Il-sung dulu.
**
Pandangan dunia yang buruk kepada Korea Utara tidak menjadi penghalang bagi Indonesia untuk menjalankan kebijakan luar negeri bebas aktif.
Presiden Korea Utara sekarang, Kim Jong Un, pun sempat mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT RI ke-75. “Kesempatan ini saya gunakan untuk mengutarakan keyakinan saya bahwa tradisi berharga tentang persahabatan dan kerjasama yang sangat baik antara kedua negara akan terus terkonsolidasi dan berkembang sesuai dengan tuntutan di era baru”, tertulis dalam ucapan tersebut.