Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Pensiun untuk "Para Dewa" di Hong Kong

4 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 4 Februari 2021   12:06 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dok. pribadi

Dalam budaya dan kepercayaan masyarakat di Hong Kong, merupakan hal yang wajar untuk menyimpan patung-patung dewa yang mereka hormati dan percayai. Beberapa agama yang menjalankan kepercayaan ini adalah Taoisme, Buddha, dan Konfusianisme. Menurut penelitian dari Central Intellegence Agency, 82,2% masyarakat Hong Kong menganut agama-agama tersebut. Bisa kita bayangkan betapa banyak patung dewa di Hong Kong. 

Bukan hanya di Hong Kong, masyarakat di negara lain seperti di Indonesia yang menganut agama Kong Hu Cu atau Buddha pun menjalankan kepercayaan ini. Misalnya di Pontianak, kuil-kuil kecil berisi patung dewa kerap ditemukan di rumah warga ataupun di tempat usaha masyarakat yang memegang kepercayaan ini.

Bukan hanya menyimpan patungnya saja, masyarakat juga kerap membangun sebuah kuil kecil untuk patung dewa tersebut dan memberikan mereka persembahan setiap hari. Persembahan tersebut berupa cemilan, buah-buahan, dan dupa dengan harapan diberikan keberuntungan, perlindungan dan kesehatan. Persembahan pun tidak dapat diberikan sembarangan waktu, ada hari atau jam-jam tertentu yang sudah ditetapkan.

Salah satu peraturan paling penting dalam menyimpan patung dewa ini adalah: patung tersebut tidak boleh dibuang, walaupun serusak apapun. Apabila diputuskan dibuang, maka keberuntungan akan berhenti bahkan justru akan datang kesialan. 

Kadang peraturan ini membuat masyarakat Hong Kong menjadi kewalahan. Bagaimana tidak, Hong Kong merupakan negara dengan harga sewa tempat tinggal yang paling mahal dengan ruangan yang sangat kecil. Mereka mulai kewalahan ketika kehabisan ruangan atau harus pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil, kebingungan karena tidak ada tempat sisa untuk menyimpan patung ini. 

Dikarenakan alasan tersebut, kerap mereka membuang patung dewa yang sudah tua atau rusak di tepi jalan-jalan Hong Kong berharap akan ada yang tertarik untuk mengambil patung tersebut. Karena tidak dapat dibuang, patung tersebut ditelantarkan tanpa ada yang merawat. Para tukang sampah pun tidak berani membuat patung tersebut.

Adalah Wong Wing-pong, pria berusia 88 tahun yang dulunya bekerja sebagai tukang daging, mulai menggumpulkan patung dewa yang ditelantarkan pemiliknya di jalan-jalan Hong Kong.  Bermula dari 12 patung yang ia temukan, sekarang Wing-pong memiliki koleksi yang hingga ribuan patung. Wing-pong merawat patung-patung dewa tersebut sudah lebih dari 30 tahun. 

Waterfall Bay Park di Hong Kong | Foto diambil dari Greatruns
Waterfall Bay Park di Hong Kong | Foto diambil dari Greatruns

Awalnya ia berusaha menampung patung tersebut di rumahnya, ia pun mulai kekurangan tempat. Dari sanalah ia mulai meletakkan patung dewa di Waterfall Bay Park, sebuah taman air terjun di Hong Kong. Menikmati pemandangan pegunungan dan tebing yang membingkai air terjun, tersembunyi A Sky Full of Gods and Buddhas dibaliknya. Itulah nama yang masyarakat berikan kepada koleksi patung dewa yang dikumpulkan oleh Wing-pong selama 30 tahun dan sekarang dianggap masyarakat sebagai sebuah kuil.

Masyarakat Hong Kong mulai mengenal tempat ini sebagai rumah pensiun atau rumah jompo, tempat untuk membawa patung dewa yang terlantar. Biasanya kuil didedikasikan untuk beberapa dewa saja, tetapi di A Sky Full of Gods and Buddhas mungkin Anda bisa menemukan semua patung dewa yang ada di Hong Kong.

Wong Wing-pong dengan latar patung yang ia kumpulkan | Foto diambil dari BBC/Matthew Keegan
Wong Wing-pong dengan latar patung yang ia kumpulkan | Foto diambil dari BBC/Matthew Keegan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun