Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Thailand Tidak Pernah Dijajah?

21 November 2020   21:06 Diperbarui: 27 April 2021   13:56 9095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi negara Thailand (thewonderalice/unsplash)

Apabila kita melihat sejarah dari seluruh negara-negara di Asia Tenggara, hampir semuanya pernah mengalami kolonialisme. Ambil contoh seperti Indonesia yang dijajah oleh Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris dan Jepang atau seperti Malaysia yang pernah dijajah oleh Portugis, Belanda, Jepang dan Inggris. 

Tetapi ada satu negara di Asia Tenggara, satu-satunya yang tidak pernah dijajah, yaitu Thailand. Jika kita melihat sejarah di Asia Tenggara dulu, mungkin muncul rasa heran mengapa ketika negara Barat sedang gencar-gencarnya mencari koloni di Asia Tenggara, Thailand bisa bebas dari usaha tersebut? Terdapat beberapa alasan yang membuat Thailand tidak pernah dijajah;

Foto milik pribadi, diambil di Wat Phra, Bangkok
Foto milik pribadi, diambil di Wat Phra, Bangkok

1. Cepat beradaptasi dan modernisasi

Thailand, atau saat itu masih disebut dengan nama Siam, cepat beradaptasi ketika negara-negara tetangganya dijajah oleh Barat, dimana Siam di sandwhiched dengan Burma (atau sekarang Myanmar) yang dijajah oleh Inggris dan Indochina Prancis (atau sekarang menjadi Vietnam, Laos dan Kambodia) yang dijajah oleh Prancis. 

Modernisasi cepat dilakukan oleh Raja Rama IV dan penurusnya, Raja Rama V, dengan tujuan menjadikan Siam menjadikan negara yang "sepadan" dengan negara Barat. Moderninsasi ini dimulai pada tahun 1852.

Modernisasi tersebut dilakukan dengan mengubah pendidikan Siam menjadi pendidikan gaya Eropa, dimana salah satu mata pelajaran yang ditambahi adalah geografi dan astronomi modern. Pelajaran geografi merupakan salah satu langkah yang tepat agar masyarakat Siam bisa mengenal negara dari Barat sebelum negara tersebut masuk ke Siam. 

Raja Rama IV juga melihat banyaknya Misionaris Kristen yang masuk ke Siam dan ia memperkerjakan misionaris tersebut untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada keluarga Kerajaan. 

Ia juga menyewa tentara bayaran dari negara Barat untuk melatih pasukan Siam. Raja Rama IV juga meningkatkan hak perempuan di Siam dengan membebaskan selir-selir kerajaan untuk mencari suami mereka sendiri dan melarang segala jenis kawin paksa dan penjualan istri untuk melunasi hutang.

Foto ini merupakan milik: John Thomson - [1], Public Domain, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8643555
Foto ini merupakan milik: John Thomson - [1], Public Domain, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8643555

2. Perjanjian Browing

Pada tahun 1854, John Browing yang merupakan Gubernur Hongkong yang saat itu merupakan koloni Inggris, datang ke Siam untuk merundingkan sebuah perjanjian. 

Perjanjian ini sebenarnya sangat menguntungkan Inggris dan merugikan Siam, tapi ini merupakan salah satu langkah untuk menghindar dari penjajahan. 

Perjanjian ini menghapus monopoli pajak perdagangan luar negeri yang selama ini dilakukan oleh kerajaan, menghapus bea impor dan membuat sebuah hukum dimana warga negara Inggris di Siam hanya tunduk pada hukum Inggris (karena saat itu di Siam terdapat sebuah metode penyiksaan yang disebut Nakorn Bala). 

Perjanjian ini merugikan Kerajaan dimana pajak dan bea impor merupakan sumber pendapat terpenting, tetapi perjanjian ini juga mengintegrasikan Siam ke dalam ekonomi dunia. Siam kemudian menjadi pasar penjualan barang-barang industry dan investasi negara Barat dan Siam juga melakukan eskpor khususnya untuk produk beras, timah dan kayu jati.

3. Buffer State

Siam saat itu merupakan buffer state (atau dalam bahasa Indonesianya negara penyangga) yang merupakan negara yang terletak diantara dua kekuatan besar yang berpotensi bermusuhan, dimana Siam saat itu berada diantara Burma (atau sekarang Myanmar) yang dijajah oleh Inggris dan Indochina Prancis (atau sekarang menjadi Vietnam, Laos dan Kambodia) yang dijajah oleh Prancis. 

Awal mula Siam sebagai buffer state diawali ketika hubungan Siam dengan Inggris yang saat itu sangat dekat karena faktor perdagangan. Di lain sisi, Prancis saat itu sedang berencana untuk memperluas wilayahnya dengan mengambil alih seluruh Siam. 

Kemudian Prancis menyarankan untuk membagi Siam menjadi dua dengan Inggris, tetapi melalui diplomasi, sebuah perjanjian ditandatangani pada 1896 dengan tujuan menjaga kemerdekaan Siam dan Siam akan menjadi buffer state antara Prancis dengan Inggris.

4. Ikut serta dalam Perang Dunia 1

Pada tahun 1917, Siam menyatakan perang terhadap kekaisaran Jerman dan Austria Hongaria. Pernyataan perang ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari Inggris dan Prancis yang saat itu juga menyatakan perang ke negara tersebut. 

Partisipasi Siam ini membuat Siam mendapatkan kursi pada Konferensi Perdamaian Versailles pada Januari 1919. Siam juga mengirimkan tentaranya, yang sudah mengenal dan mengerti teknik peperangan negara Barat, ke Prancis untuk bertugas di Front Barat.

Dari empat alasan tersebut, saya ingin menyimpulkan walaupun Thailand tidak pernah dijajah oleh negara Barat, sebenarnya Thailand juga ikut merasakan tekanan dan mendapatkan pengaruh dari negara Barat khususnya dari Inggris dan Prancis saat itu. 

Perlu diakui bahwa keputusan Raja Rama IV untuk mempercepat modernisasi Siam saat itu dan memasukan pemahan dari negara Barat menjadikan Siam negara yang sepadan dengan negara Barat.

Raja Rama IV saat itu juga dapat menggunakan bahasa Inggris, yang saya yakin memudahkan komunikasi Siam saat itu dengan negara Barat yang akhirnya dapat mengambil sebuah posisi penting dan menguntungkan Siam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun