Mohon tunggu...
Jenifer Nababan
Jenifer Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Siklon Tropis

15 Juli 2023   20:34 Diperbarui: 15 Juli 2023   20:38 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengertian Siklon Tropis

Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan besar. Radius rata-rata siklon tropis adalah 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di lautan luas yang seringkali memiliki suhu permukaan laut yang hangat di atas 26,5C. Angin kencang berubah arah dekat pusat dengan kecepatan angin di atas 63 km/jam. Atau secara teknis, Siklon Tropis adalah sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan kecepatan angin maksimum mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, yang bertahan setidaknya enam jam.

Siklon tropis memiliki karakter yang berbeda tergantung dari daerah pembentukannya. Misalnya, siklon lebih sering terjadi di belahan bumi utara dibandingkan belahan bumi selatan. Selain itu juga, Siklon tropis lebih sering terjadi di bagian barat samudara Atlantik dan Pasifik. Hal ini disebabkan suhu permukaan laut lebih tinggi disana. Jumlah siklon pada masing-masing samudra sangat bervariasi. Lebih dari 2/3 dari total siklon terjadi di belahan bumi utara, sekitar 2 dari jumlah tersebut terjadi di atas lautan Pasifik Utara bagian barat, sekitar 4 di atas lautan Pasifik Utara bagian timur, 1/6 di atas lautan Atlantik Utara, dan sekitar 1/8 di atas lautan India Utara. Di antara siklon yang terjadi di Belahan Bumi Selatan, hampir setengahnya terbentuk di atas perairan di sebelah utara Australia, 1/3 di atas lautan Indonesia Selatan dan 14 di atas lautan Pasifik Selatan (Neiburger et al, 1995). Adapun daerah pembentukan siklon tropis yang dekat dengan Indonesia yaitu Samudera Pasifik Utara bagian Barat, Samudera Hindia Utara dan Selatan, Australia dan Pasifik Selatan. Maka dari itu, perlunya mengatahui karakteristik siklon tropis yang terjadi di sekitar Indonesia

Faktor yang mempengaruhi Siklon Tropis 

Menurut BMKG, ada beberapa faktor yang merupakan penyebab terjadinya Siklon Tropis di suatu Wilayah

  • Suhu Permukaan laut menjadi faktor utama, Siklon tropis membutuhkan suhu permukaan laut yang hangat untuk mendapatkan energi yang cukup untuk pembentukannya. Suhu minimal yang diperlukan adalah sekitar 26,5 derajat Celsius. Semakin tinggi suhu permukaan laut, semakin besar potensi pembentukan dan penguatan siklon tropis.
  • Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mempertahankan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan siklon tropis. Kelembaban yang tinggi membantu dalam pembentukan awan dan pengembangan sistem konvektif yang kuat di sekitar pusat siklon. Munculnya awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi sebagai penyebab badai, petir, dan angin.
  • Rotasi Bumi (Efek Coriolis) menyebabkan arah angin di belahan bumi utara berputar searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan berputar berlawanan arah jarum jam. Efek Coriolis berpengaruh dlm membentuk pola rotasi & pergerakan siklon tropis
  • Kekurangan Pergolakan Angin Tingkat Tinggi Pergolakan angin tingkat tinggi (wind shear) yang terlalu kuat dapat menghancurkan dan mengganggu perkembangan siklon tropis. Oleh karena itu, siklon tropis cenderung berkembang dan memperkuat diri ketika pergolakan angin tingkat tinggi rendah
  • Posisi yang Jauh dari Garis Khatulistiwa: Siklon tropis terbentuk di wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa, sekitar 5-20 derajat lintang. Karena di wilayah tersebut suhu permukaan laut cenderung lebih tinggi dan kondisi atmosfer lebih mendukung terjadi siklon tropis.

Proses Pembentukan Siklon Tropis

Proses pembentukan Siklon Tropis mengikuti sebuah alur yang disebut daur hidup yang terdiri atas empat tahapan, yaitu:

  • Tahap Pembentukan

Tahap awal ditandai dengan adanya gangguan atmoster. Jika dilihat dari citra satelit cuaca, gangguan ini ditandai dengan wilayah konvektif dengan awan-awan cumulonimbus. Pusat sirkulasi seringkali belum terbentuk, namun kadangkala sudah nampak pada ujung sabuk perawanan yang membentuk spiral

  • Tahap Belum Matang

Di tahap ini wilayah konvektif kuat terbentuk lebih teratur membentuk sabuk perawanan melingkar (berbentuk spiral) atau membentuk wilayah yang bentuknya relatif bulat. Intensitasnya meningkat secara simultan ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang dari 1000 mb serta kecepatan angin maksimum yang meningkat hingga mencapai gale force wind (kecepatan angin 34 knot atau 63 km/jam). Angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon

  • Tahap matang

Pada tahap ini bentuk siklon tropis cenderung stabil. Tekanan udara minimum di pusatnya dan angin maksimum di sekelilingnya yang tidak banyak mengalami fluktuasi berarti. Sirkulasi siklonik dan wilayah dengan gale force wind meluas, citra satelit cuaca menunjukkan kondisi perawanan teratur dan lebih simetris. Pada siklon tropis yang lebih kuat dapat jelas terlihat adanya mata siklon. Fenomena ini ditandai dengan wilayah bersuhu paling hangat di tengah-tengah sistem perawanan dengan angin permukaan yang tenang dan dikelilingi oleh dinding perawanan konvektif tebal di sekelilingnya (dinding mata). Kecuali jika siklon tropis berada di wilayah yang sangat mendukung perkembangannya, tahap matang biasanya hanya bertahan selama kurang lebih 24 jam sebelum intensitasnya mulai melemah

  • Tahap Pelemahan

pusat siklon yang hangat mulai menghilang, tekanan udara meningkat dan wilayah dengan kecepatan angin maksimum meluas dan melebar menjauh dari pusat siklon. Tahap ini dapat terjadi dengan cepat jika siklon tropis melintas di wilayah yang tidak mendukung bagi pertumbuhannya, seperti misalnya memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu muka laut yang dingin atau masuk ke daratan. Dari citra satelit dapat terlihat jelas bahwa wilayah konvektif siklon tropis tersebut berkurang, dan sabuk perawanan perlahan menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun