Pengesahan UU Cipta Kerja yang membuat heboh semalam, menyisakan banyak pertanyaan di kepala saya. Terutama karena memang belum sempat melihat, apa sebenarnya esensi dari undang-undang tersebut.Â
Melihat banyaknya orang yang ingin berdemo, terutama dari kalangan serikat buruh/pekerja, saya menduga ada hal-hal yang perlu untuk dikulik lebih dalam untuk bisa dipahami dan dimengerti bersama.Â
Biasalah, orang Indonesia ini, sebagian ada yang modelnya seperti spiritus. Kena percikan api sedikit saja, langsung menyala, berkobar-kobar seperti api naga. Hahaha... saya pun demikian, kadang-kadang sih.... Apalagi jika sedang mengantuk, atau lapar...Â
Yang jelas, sepertinya undang-undang tersebut (mohon koreksi jika salah), mempermudah akses pekerja asing untuk bisa bekerja di Indonesia. Nah, ini juga sebuah pe er buat kita semua. Terutama buat saya sendiri juga, karena dua anak saya sebentar lagi juga waktunya untuk hidup mandiri, work for money. Ya, kan tidak selamanya orang tua membiayai kehidupan anak. Suatu saat mereka harus berdikari.
Semalam, saya berbincang dengan anak-anak. Dan saat berbincang itu, saya sejujurnya ingin 'membenarkan' apa yang dia sampaikan. Tapi jikalau saya lakukan itu, wah, eksesnya bisa jadi kemana-mana. Yang akhirnya bisa membuat dirinya mogok belajar.
Apa yang saya perbincangkan?
Ya salah satunya mengenai pekerjaan.
Anak saya walau masih ingusan, nampaknya di kepalanya sudah mulai ada bayangan-bayangan tentang what will he do next after graduated from school... Mau kerja apa, cari uang dengan cara bagaimana.Â
Saat ini sepertinya dia bercita-cita untuk masuk sekolah kedinasan saja seperti ibunya. Walaupun sebel melihat ibunya bolak balik lembur, bawa kerjaan ke rumah, tidak bisa mengurus anak dengan baik karena harus meeting kemana-mana, rupanya menjadi ASN tetap merupakan hal yang menarik baginya. Hehehe...
Saya menyinggung kemudian, lupa persisnya bagaimana perkataan saya, pokoknya tentang kemampuan. Sebenarnya tidak usah risau dengan lapangan pekerjaan. Yang penting itu punya kemampuan, skill. Tidak masalah orang tidak jadi pegawai negeri, asalkan dia punya skill. Entah itu skill di bidang Teknologi Informasi, Pertanian, Peternakan, atau Kewirausahaan, atau di bidang lainnya. Satu hal yang membuat saya pengen ketawa sebenarnya adalah saat anak saya menjawab dengan lugas.