Pendaratan mulus pesawat AA di Changi airport nggak serta-merta memuluskan kami keluar dari airport ini *doh Jet-lag, laper dan ngantuk... lalu harus menghadapi kenyataan pahit antrian di gerbang imigrasi. *tik-tok-tik* saya dijadikan tumbal untuk lebih dahulu diperiksa oleh (sebut saja) 'Mr. Chong', petugas imigrasi Singapura berperawakan kakek-kakek, berkacamata, dan tanpa senyum. Saya menyerahkan paspor dan berkas yang sudah diisi. Yah kira-kira begini pembicaraan kami di konter imigrasi: Mr. Chong : Where do u live here? Tera : China Town, Sir. Mr. Chong : China Town where? Tera : People's Park, Sir. Mr. Chong : Ya. yaa I mean, which room? which floor? People's Park is big. And you need to write down the detail address here. Tera : ..... *bengong *eh? nahloh, saya cuma berbekal Nama gedung dan nomor telpon Uncle Wong (si pemilik flat). Mr. Chong : Do you understand?? *Saya pun pakai jurus jitu menghindari pertanyaan detail petugas dengan cara berikut: Tera : I went to visit my uncle. My Uncle pick me at the lobby airport *sambil nunjuk tangan kearah depan* I *nunjuk diri sendiri* don't know *melambai tangan* the address. Mr. Chong : But you should have to complete the address, miss!!! Tera : *belagak nggak ngerti omongan Mr Chong* I am sorry Sir. Mr. Chong : Huh. Oke lah. just write down your Uncle's phone number, here!! *sambil nunjuk ke kertas dengan pulpennya* *jebret..* Passpor di cap, saya pun lewat... Yihaaaaaa :)) Kejadian diatas adalah contoh kasus dari kalimat "pura-pura bego". #Tips Jengtera: Berlagak nggak bisa berbahasa Inggris aja deh daripada ditanya ini itu sama petugas..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H