Minggu, 31 Oktober 2010 tepat pukul 15.20Wib akhirnya letusan eksplosif pertama merapi terjadi juga (4 hari sebelum letusan utama) setelah selama satu minggu terus mengeluarkan awan panas (pyroclastic flow). What a great day!. Entah memang suatu kebetulan atau impian yang jadi kenyataan ketika saya akhirnya diperkenankan melihat secara langsung letusan vertikal yang sudah 19 tahun tidak terjadi (terakhir merapi meletus eksplosif tahun 1994). Minggu, 08.00 WIB Bersama pak dadi kami berangkat menuju ground zero gunung merapi. Saya memutuskan untuk menuju kaliadem terlebih dahulu untuk mengambil data hasil aliran awan panas yang menewaskan Mbah Maridjan, cs. Tidak mudah untuk bisa menuju kesana, bahkan sangat sulit karena pengamanan berlapis (TNI, Polri dan warga). 09.15 WIB Barikade pertama (TNI) dengan mudah bisa kami tembus, selanjutnya barikade kedua (desa kopeng-kalikuning) dijaga oleh Polisi dan kami pun bisa menembusnya setelah memberi tahu alasan kami menuju ground zero. Barikade terakhir adalah di desa kaliadem yang dijaga oleh warga setempat. Cukup sulit untuk bisa menembusnya karena sejak seminggu sebelumnya mereka sudah antipati kepada setiap pendatang dari luar. Setelah ngobrol maksud kedatangan kami akhirnya kami diijinkan masuk area terlarang (ring I) gunung merapi & berhasil mendata, memetakan dan melihat secara langsung kehancuran yang sangat parah di area kaliadem. 10.45 WIB Kaligendol yang sebelum terjadi awan panas adalah jurang yang sangat dalam, sekarang kedalamannya hanya tinggal sekitar 50meter saja! Bisa dibayangkan berapa material yang diperlukan untuk mendangkalkan sebuah ngarai sedalam 200meter sepanjang 3km!.
11.26 WIB Setelah selesai dari Kaliadem, kami bergerak menuju barak pengungsian di kepuharjo dan sangat senang melihat barak pengungsi yang sudah permanen + infrastuktur yang lengkap. Ditambah dengan MCK yang sangat bersih menjadikan SOP mitigasi merapi saya kira adalah salah satu yang terbaik di dunia! (dan memang demikian, saat ini SOP merapi sudah dijadikan standar mitigasi oleh PBB).
13.10 WIB Tiba di area kaliurang sangat mencekam.... kaliurang benar2 kota mati! Ratusan vila, warung dan rumah2 penduduk sepi ditinggal mengungsi. Pemandangan sangat menyedihkan. Semua bangunan disana terlihat putih tertutup debu vulkanik sisa awan panas beberapa hari lalu. Tidak lama kami di kota mati itu, lalu kami bergegas menuju Pos Pengamatan Gunung Api Kaliurang (+807, 5,7km). Tiba disana disambut oleh Pak pri yang memang sudah tidak asing lagi bagi saya. Selain Pak pri ada juga pak azis (PVMBG Bandung) yang saya kira sedang ditugaskan secara khusus untuk merapi.
14.10 WIB Setelah silaturahmi bersama team PPGA, team Orari Kaltim, dan rekan2 BMKG kami melanjutkan mendokumentasikan area sekitar PPGA dan fokus melihat pergerakan seismograf. Kami sedang bersantai ngobrol dengan team PPGA ketika tiba2 jarum seismograf bergerak liar dan hampir overspill. Komputer pun dinyakan untuk memastika jenis gempa ini. Kami sempat berpendapat bahwa itu adalah gempa tektonik dengan yogya sebagai episentrumnya. Tetapi ketika ekor gelombang di seismograf terlihat konstan mengecil barulah kami sadar bahwa ini adalah gempa vulkanik merapi! (jika gempa tektonik, maka ekor seismograf nya lurus).
Bersamaan dengan overspill di seismograf saat itu pula munculah awan panas dari puncak (kubah 2010). Awan panas pertama ini relatif kuat tetapi daya jangkaunya tidaklah jauh, hanya sekitar 3km dan berhenti di bukit kendil. Kamera pun langsung on & capturing jalur luncuran awan panas yang ternyata meluncur deras menyapu wilayah kaliadem & kaligendol (tempat yang 3 jam sebelumnya kami datangi!).
15.19 WIB Kami sedang asik ngobrol tentang hujan deras yang terjadi di puncak yang mengakibatkan kubah tidak stabil dan longsor menjadi awan panas tadi dan standby di di frekuensi khusus PPGA (16.xxx) dan frekuensi umum 14.907Mhz. Tiba tiba.............. jarum seismograf bergerak sangat cepat, lebih hebat dari sebelumnya. Terus overspill hampir keluar dari drum scan seismograf!!!! Saat itu yang terjadi di pos PPGA adalah kepanikan tingkat tinggi! Semua yang ada di depan seismograf saat itu hanya terbelalak melihat gerakan jarum yang sangat kencang. Akhirnya semua terjawab sudah..... 5 detik setelah jarum overspill kami semua melihat ke puncak merapi & BANG!!!! sebuah letusan eksplosif vertikal dengan ketinggian column 3000 meter berdiri tegak dihadapan kami!. Dalam hati saya berkata... "inilah akhir hidupku!" Saat itu kami adalah team yang berada paling tinggi (5km) dari puncak dan pasti kena luncuran material letusan dengan suhu 800derajat & kecepatan luncuran 300km/jam!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H