Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... lainnya -

warga negara indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budayakan Mengantri atau Bikin Jalur Sendiri (Jadilah Pemudik Cerdas!)

5 Juli 2016   00:38 Diperbarui: 5 Juli 2016   00:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sore tadi sebelum buka puasa saia & keluarga nonton berita2 kemacetan parah para pemudik terutama di area pejagan - brebes - ketanggungan - larangan & prupuk. area ini menjadi pusat kemacetan menuju jawa tengah bagian utara & tengah. banyak pengguna jalan yg komplain, marah2, caci maki, dll akibat terjebak macet super parah. pemerintah dan polisi pun menjadi kambing hitam.

Saia sendiri berangkat dari pasarminggu (jaksel) sabtu malam pkl 21:30wib & minggu sore sudah bisa menembus purwokerto. memang sepertinya tidak mungkin kalo melihat kenyataan di lapangan pada sabtu malam semua pemudik butuh waktu 8 - 10 jam hanya untuk mencapai brebes, pejagan dan ketanggungan saja!

Akhirnya saia sampai pada kesimpulan bahwa kemacetan luar biasa sejak sabtu - senin hari ini karena dua hal. pertama karena jumlah kendaraan yg overload (orang ind skrg lagi doyan naik mobil pribadi) sebuah gaya hidup yg dimiliki & digemari penduduk jepang 20  - 30 thn lalu. yg kedua adalah mentalitas bobrok berlalulintas orang2 indonesia sendiri!

Pemerintah adalah regulator & polisi adalah pelaksana lapangan untuk membuat traffic perjalanan arus mudik memiliki resiko paling rendah dari sisi kecelakaan, kemacetan dan gangguan keamanan. polisi bukan dewa yg bisa mencegah & mencari solusi instant ketika terjadi kemacetan parah. penting untuk para pemudik memiliki rencana perjalanan sejak dari keberangkatan karena mau diutak-atik sampe bego pun namanya arus mudik pastilah padat!

Ketika para pemudik tidak memiliki "escape route" maka ketika terjebak di kemacetan lebih dari 20 jam yg terjadi adalah caci maki, komplain, nyalahin pemerintah, bego2in polisi, dll. disisi lain mentalitas cara berkendara kebanyakan pemudik juga masih jauh dibawah standar. contoh sederhana adalah merusak antrian di jalur dua arah. meski provokatornya biasanya adalah bis2 besar yg gak sabaran tapi ke"tolol"an ini dianggap peluang sehingga mobil2 pribadi mengambil kesempatan mengikuti bis2 besar yg memotong antrian. kemudian disatu titik lalulintas menjadi terkunci dua arah.

Semua gak sabaran, padahal protap polisi sudah jelas bahwa contra flow akan dimulai ketika kemacetan dianggap luar biasa & arus dari timur ke barat akan dikorbankan dengan memprioritaskan pemudik (barat ke timur). kenapa contra flow banyak yg gagal? ya jelas gagal, lha wong posisi lalulintas sudah terkunci karena dua lajur jalan arah ke timur sudah dikuasai pemudik. coba liat pertigaan losari, pertigaan tanjung brebes, exit tol brebes timur, pertigaan ketanggungan larangan, exit pejagan, pertigaan prupuk semua itu terkunci karena semua lajur dari dari arah barat sudah dikuasai pemudik!!! gimana arus dari timur bisa bergerak kl di barat sudah terkunci???? meski polisinya S3 & profesor semua juga gak bisa mengurai kemacetan di titik kuncian saat itu apalagi panjangnya puluhan km dan ekor kemacetan ada di cirebon!

Polisi pun manusia & ketika kondisi sudah kacau balau & lajur kanan sudah dipenuhi oleh para tololers pemotong antrian, maka yg terjadi adalah polisi memilih untuk menutup arus pejagan & membuang semua pemudik di exit tol kanci (sebelum masuk pejagan). secara instant memang ini solusi menahan beban traffic di pejagan - brebes timur, tapi inilah titik balik kemacetan super parah minggu dini harinya karena ketika pantura arah brebes & tol pejagan - brebes juga macet,yg terjadi adalah PARKIR BERJAMAAH!

Saia mencium gelagat ini pada sabtu tengah malam ketika ngopi2 di cikampek karena traffic color di aplikasi android saya sudah berwarna merah gelap semua selepas cirebon. saia sudah membayangkan exit pejagan, exit brebes & exit losari pada minggu pagi pasti hancur lebur. saat itulah saia membuat "escape route" perjalanan. hampir sejam saia membuka peta untuk menhindari tiga titik kunci kemacetan sampai akhirnya saia selesai membuat peta perjalanan sendiri dengan jalur baru yg akan saia tempuh yaitu: Cikampek - pamanukan - patrol - alternatif gebang ciledug - ketanggungan - waled - bantarkawung - bumiayu - purwokerto.

Minggu siang saia pun sempat terjebak kemacetan sekitar 2 jam di ketanggungan karena jalur yg saia buat hrs bersinggungan beberapa km dgn jalur utama di ketanggungan, tapi selepas itu saia kembali aman lancar sampe di purwokerto minggu sore menjelang magrib. ketika minggu sore saya sudah berada di purwokerto (transit sebentar untuk selanjutnya menuju banjarnegara), pemudik lain yg berangkat dari jakarta sejak sabtu masih parkir di pejagan & baru bisa mencapai purwokerto senin siang (kebetulan sodara saia salah satunya).

Jadi kesimpulannya adalah budayakan mengantri dengan tertib jika anda terjebak di kemacetan jalur utama & biarkan polisi yg mengatur contra flow nya. jika anda bukan tipe orang yg sabaran dalam mengantri maka bikinlah "escape route" agar bisa menghindari jalur utama & bisa tiba ditujuan dengan selamat tanpa harus mencaci maki polisi dan pemerintah (jenggot, 2016).

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun