Mohon tunggu...
Rahardian Irwan
Rahardian Irwan Mohon Tunggu... -

??

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Satu Bulan yang Singkat

20 April 2011   21:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13033333471762923335

satu bulan yang singkat di tiap detiknya mengalir kenangan yang mengendap di angan, bekerja pagi hingga petang, bertahan hidup di tempat yang asing, terpencil, dengan segala yang terbatas, segala yang mahal. semua  menjadi mudah karena ada kau kawan. berbagi tawa, berbagi duka. awali pagi dengan "kau atau aku yg dulu? yang nyusul kunci pintu kost, siapin bekal makan siang" lewati hari di klinik dan selalu ribut bahas makan malam "mau mancing,.. apa buat mie rebus?" senja tiba, lesu menyingsing, langkah berat, sepatu boot berlapis baja berlumur lumpur berhambur pulang. di lapangan itu kita terhenti, sedikit senyum lebih banyak narsis, nikmati lagit. seja turun. jadilah petang kembali ke kamar. kasur busa untuk satu orang, sisanya tikar usang, bergantian tiap malam. satu selimut berebut, saling tendang. satu koloni nyamuk dinikmati bersama tak habis habis, meski 2 obat nyamuk bakar jadi 10 potong dibakar bersamaan. jadi kabut! kantuk tiba " selamat malam kawan, selamat tidur, besok makan ikan pancingan apa mie rebus?" debat pecah, tak jadi tidur! pagi, siang, sore, malam.... 12.00 siang waktu makan siang. sesekali nikmati sajian warung depan proyek, ngutang! miris memandang mobil jenasah yang sering lewat menuju tempat pembakaran mayat. sering kali tercantum nama rumah sakit besar tempat kawan kami bekerja. masih ingat benar saat kau bergumam memandanginya.. "wan,.. yang ini mobil jenasah dari rumah sakitnya sulis kerja, kemarin dari RSnya sesa, tadi pagi dari bandung tempat wiwik kerja. nah kita cuma bisa bengong nonton, dari hari ke hari selalu seperti ini, cuma bisa bayangin kerja di rumah sakit mewah. huh,.. kerja rodi, gaji di sunat, bahkan dirampok, trus kapan kita bisa kerja layak seperti mereka? aku pengen berontak dari kegilaan ini, dari tempat gila ini! aku pengen bebas!" "..... ragil,.. ragil,.. kita ini siapa, dan bisa apa? ibaratnya kita itu seperti mayat di mobil jenasah itu. sekarang ini kita sedang dikremasi, DIBAKAR! sampai akhirnya kita kan hancur, lebur jadi debu... dan mungkin kita bakal pisah jadi serpih yang berhamburan. tapi percayalah! bahwa nanti kita kan dibawa pada hidup baru, di tempat dan keadaan yang berbeda.... kita musti pastikan bawa saat hal itu tiba kita telah jauh lebih baik dari hari ini....." "jauh lebih baik......."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun