Mohon tunggu...
Rahardian Irwan
Rahardian Irwan Mohon Tunggu... -

??

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kesetiaan Itu

27 Maret 2011   14:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:23 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tiga hari setelah pindah dari ICU, keadaan wanita 76 tahun ini masih tetap sama. terbaring tak berdaya atau lebih familiar jika dikatakan sebagai coma. sebenarnya dalam standart perawatan di rumah sakit ia belum boleh keluar dari ICU, tapi karena permintaan dari keluarga untuk dirawat di bangsal perawatan biasa saja, dengan alasan agar mereka dapat menjaga,akhirnya wanita ini dipindahkan. tentu setelah mereka menandatangani surat penolakan tindakan medis.

pagi ini hanya sang suami yang menjaga, keempat anaknya bekerja di tempat kerja mereka masing masing. pria tua ini duduk disampingnya, menatap gamang pada raut istrinya, entah gejolak apa yg terjadi di dadanya. ia hanya diam disana saat para perawat mondar mandir memeriksa istrinya. suntik, ganti infus, lalu menulis setelah mengamati monitor yang terhubung pada tubuh wanita malang disampingnya. sesaat suara bising memenuhi seisi ruangan saat perawat menghidupkan mesin. dengan tenang perawat itu memasukkan selang ke mulut wanita itu, perlahan selang itu ditarik kembali dengan sedikit gerakan memutar, tentu saja dengan begitu lendir lendir dimulut terhisap. manuver itu dilakukan karena wanita ini sudah tak bisa lagi menelan ludahnya karena kondisi coma. setelah dirasa cukup perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua. ruangan kembali sunyi. dan pria tua ini masih diam membisu menatap istrinya.
gamang.

tangannya gemetar saat membelai rambut putih sang istri yang tak lebat lagi seperti dulu. sesekali ia mengusap air mata sang istri sedang air matanya sendiri tak ia hiraukan.
" sayang, apakah kau tahu aku disini? apa kau mendengarku? jangan bersedih, semangatlah, aku tetap disini menjagamu."
"apa yang kau rasakan kini? bicaralah padaku walau hanya sepatah, aku ingin mendengarnya."
mana yang sakit? katakanlah padaku walau hanya sepatah, agar aku bisa memijitnya seperti dulu, saat kau mengeluh sakit padaku." bersualah walau lirih agar aku bisa mengejakannya untukmu, seperti dulu saat kau membisikkan kata cinta di telingaku"
"kau tahu aku masih merindukan saat saat seperti itu, ketika kita pacaran, menikah, bahkan saat merawat anak saat sakit, tapi kini tak usah kau risau karena mereka tlah besar dan mampu menjaga diri. jadi tetaplah semangat demi kesembuhanmu."

"sayangku, adakah kau mendengarkan aku? aku disini masih menjagamu. seluruh jiwa raga ini hanya untukmu apapun yang terjadi. jikapun kau kan pergi, pergilah dengan tenang dan ingatlah bahwa aku kan berjuang untukmu, untuk semua hal tentang kita."
"aku pasti menyusulmu karna itu harga mati dari sebuah kehidupan, dan dengar baik baik, tak pernah sedikitpun aku menyesal, karna hidup bersamamu adalah karunia terindah bagiku. sungguh engkau karya ilahi yang terindah untukku. kau tahu, apa yang kau rasa akupun merasakannya. aku tahu bagaimana rasa sakit yang kau rasa, dan aku tahu bahwa kau merasa lelah. rebahkan seluruh lelahmu di pelukku ini, taruhlah sayang, jangan kau panggul sendiri lelahmu. ku mohon rebahkanlah semua. dan beristirahatlah dengan tenang. dan bawalah semua kenangan indah kita".
"bawalah sayangku"

wanita tua itu menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan sang suami. setelah menjalani perawatan selama lebih dari satu bulan.

NB : semoga kita semua bisa memeluk sebuah kesetiaan hingga hari akhir. SELAMAT MALAM SENIN

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun