Masuk Angin, penyakit ini adalah hal yang paling sering kualami semenjak saya bekerja di sebuah perusahaan yang tak pernah membuang waktu 24 jam dalam satu hari tanpa menghasilkan income dan profit.
Sistem kerja yang terbagi menjadi tiga shift, yaitu pagi, sore, dan malam. Untuk shift pagi dimulai jam 07.00-15.00, untuk shift sore dimulai jam 15.00-22.00, dan shift malam dimulai jam 22.00-07.00, terkadang dengan overtime yang  tidak bisa diprediksi.
Satu hal yang terpenting dari kerja shift-shit-an adalah kita harus senantiasa sehat dan bahagia. Be a healthy and and happy. Â Selama ini saya yakin ini adalah cara "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian" hal yang tidak akan berlangsung lama.
Bagi saya inti dari semua pengalaman ini adalah bahwa didalam bekerja kita harus tetap belajar walaupun seberapa besar rintangan yang ada di depan kita. Semua itu adalah masa untuk membentuk pikiran kita untuk menjadi seorang pemimpin nanti.
Dan memang masuk angin termasuk gangguan kesehatan yang paling banyak dan sering dijumpai dalam kerja shift-shit-an, kita seringkali tak menduga bahwa demam ringan, kembung, mual rasa ingin muntah, pening yang menimbulkan rasa nyut...nyut...nyuttan, meski sepintas sepele dan ringan, tak bisa dipungkiri pengaruhnya besar terhadap aktivitas pekerjaan kita sehari-hari.
Pengalaman dulu saat masih di Sekolah Pendidikan Kejuruan. Ternyata  ada beberapa guru pula yang suka dengan tradisi Kerokan. Salah satunya guru olahraga di sekolah kami yang demikian pula keranjingan akan "Kerokan". Â
Alih-alih meminum obat ternyata yang dilakukannya adalah "Kerokan". Waktu itu penulis terkadang mampir ke ruang UKS sekolah jadi tau banget dong. Hehehe...., termasuk guru ngaji, juga Linmas di tempat penulis tinggal saat ini.
Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan masuk angin ini, Salah satu diantaranya adalah dengan "Kerokan". Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih bisa dinikmati dari berbagai golongan dan strata sosial.
Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit, contohnya masuk angin. Bahkan, banyak orang sangat percaya pada khasiat kerokan hingga baru akan merasa sembuh jika telah dikerok, termasuk saya sendiri.
"Karena kalau belum dikerok, rasanya ada yang kurang, badan dan kepala terasa berat, bawaannya pengin berbaring melulu, gak semangat kerja. Alhamdulillah, kalau sudah dikerok, keliyengan juga hilang dan badan jadi enteng" itu sihkata saya. Kata kamu gimana..?