Mohon tunggu...
Wurry Parluten
Wurry Parluten Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nama lengkap saya Wurry Agus Parluten. Saya manusia Indonesia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Hashtag Coboy Junior s/d Using Reply for A Link

28 Juni 2014   21:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14039398281002587401


Ceritanya emang sengaja me-review ulang tulisan yang pernah gue buat satu per satu. Maklum buat inget-inget sambil mikir, setahun yang lalu gue nulis apa, ya? Salah satu yang agak heboh adalah tulisan tentang Coboy Junior, boyband yang waktu itu sedang naik daun tapi sekarang sudah bubar. Tulisannya pendek, berkaitan dengan #hashtag yang pernah mereka dibuat untuk promosi film terbaru di tahun 2013.

Seperti seorang om-om yang pengen ikutan gahol, waktu itu gue ikutan heboh dengan bikin hashtag di akun twitter lama. Anak-anak pada heboh bikin hashtag, gue juga ikutan. Pokoknya nyempil di tiap tweet mereka sambil nyelipin link ke tulisan gue di kompasiana. Akibatnya, akun twitter itu kena suspended dengan peringatan begini... Dianggap berperilaku arogan. Kira-kira begitulah peringatannya dan uniknya, kalo yang laen kena suspended satu mingguan, gue kalo nggak salah nunggu sampe 2-3 minggu baru balik. Sayangnya gue udah keburu kesel duluan dan membuat akun twitter baru yang sampe sekarang langgeng.

Pelajaran kedua dari kasus itu adalah, gue pun meneliti tentang fungsi hashtag. Karena gue liat, banyak para marketing socmed yang memakai hashtag sebagai tempat penyimpanan. Jadi semacam membuat link untuk kata kunci, sehingga kita bisa dengan mudah mencarinya di search. Beberapa lama gue ngetes, ternyata nyebelin hasilnya. Hashtag itu bukan tempat arsip yang baik. Jadi kalo kita bikin sesuatu pakai hashtag, belum tentu akan ke-detect dengan benar oleh search dari twitter. Kadang nggak urut, kadang malah ilang sama sekali. Ke belakang gue maklum, karena lalu lintas twitter kan padat banget, bisa jadi nggak ke-detect lantaran itu.

Di sinilah kemudian gue menemukan “Using Reply for a Link” (bisa cek di google). Sebagai jawaban bagi mereka yang suka ngetwit panjang dan bingung bagaimana menyimpannya. Sampai sekarang “Using Reply for a Link” ini masih gue terapin di setiap ngetwit. Setelah menghasilkan link, maka gue simpen di blog.

Kesimpulannya, sekarang gue nyadar bahwa... Terkadang sebuah kesalahan bisa bikin kita menemukan hal baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun