Oleh Bude Binda
Waduh, tulisanku yang kuberpeluh menulisnya kok dihapus. Mengapa? Tak sesuai term and condition.....baru sekali saya menulis di rubrik politik, eh baru beberapa menit dengan pengunjung 41 dan 2 komentar kok sudah dihapus. Padahal begitu banyak tulisan yang menjelekkan Jokowi, mengapa tulisanku yang isinya tentang Jokowi namun tak melihatnya dari sisi negatif malah dihapus?
Intinya begitu banyak yang menulis hal negatif tentang Jokowi, padahal saya yang tak mengenalnya secara pribadi dan hanya tahu dari media justru melihat Jokowi bagus dan sukses memimpin Solo. Ada penulis yang mengatakan Jokowi meninggalkan tugasnya di Solo, bukankah Rano Karno menjadi wakil gubernur Banten juga meninggalkan tugasnya sebagai wakil bupati Bekasi?
Demikian juga Jokowi relatif bersih dari korupsi dibandingkan beberapa pemimpin daerah atau pun mantan pemimpin daerah di Jawa Tengah yang tersandung masalah korupsi (tak saya sebut namanya karena jangan-jangan gara-gara saya sebut namanya maka tulisan dihapus).
Saya bukan pendukung Jokowi, saya bukan orang Solo, saya juga bukan penduduk DKI hingga tak punya hak pilih untuk Pilkada DKI. Saya hanya ingin tak usahlah kita berburuk sangka, bahkan menghina Jokowi hanya layak jadi camat di Jakarta karena penduduk Solo sama dengan penduduk sekecamatan di Jakarta. Untuk apa menghina Jokowi? Bukankah jika penduduk DKI yang punya hak pilih jika tak suka ya jangan dipilih, pilih yang lain yang lebih disukai.
Jika memang para penghujat Jokowi adalah pengusung kandidat lain, mengapa tak dengan cara menulis kebaikan/keunggulan kandidatnya di Kompasiana alih-alih menjelekkan Jokowi. Anda sepakat dengan saya?
BUDE BINDA
Sabtu, 24 Maret 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H