Oleh Bude Binda Jalan rusak yang kian lama kian parah itu sudah lama terjadi dan dibiarkan oleh pihak berwenang. Puncaknya hari Senin 15 April 2013 jalan tak dapat dilalui kendaraan, putus dan macet total. Jalan itu terletak di sebelah timur SMP Negeri 2 Pagentan tepatnya di sebelah timur Puskesmas Pagentan 2. Nama tempatnya Gohong di Desa Aribaya. Ruas jalan ini merupakan jalan Madukara-Pagentan. Kalau mau dilanjutkan bisa terus ke Pejawaran bahkan kalau belok ke timur akan sampai ke Batur. Sedang jika dari Pejawaran ambil arah barat akan sampai ke jalur Wanayasa. Dari Wanayasa lanjut ke barat sampai Kalibening-Paninggaran-Pekalongan. Kalau ke arah selatan sampai ke Karangkobar. [caption id="attachment_248908" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan rusak berlumpur"][/caption] Jalan rusak menjadi tak dapat dilewati kendaraan karena terkena longsoran tanah yang berasal dari tanah lapang di sebelah jalan. Dulu saat masih sawah bengkok desa dengan bentuk teras iring karena terletak di perbukitan tak ada masalah tanah longsor. Namun setelah dibuat lapangan Desa Aribaya, terjadilah longsor yang menutupi jalan dengan lumpur karena bercampur air hujan. Konon tanah di daerah ini memang termasuk tanah padas berlumpur yang suka "jalan" atau labil. Salah perlakuan sedikit saja dia akan longsor, atau bangunan yang berada di atasnya retak. Demikian juga jalan yang terletak di tanah yang tidak stabil ini akan rusak tergerus tanah yang "bergerak". [caption id="attachment_248907" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan yang rusak "]
[/caption] Hari Senin awak angkutan umum (mikrobus), berkumpul di lokasi dan mereka melakukan kerja bakti menyingkirkan tanah berlumpur dengan alat manual. Apa bila ada kendaraan roda dua lewat (sepeda motor) mereka pun ramai-ramai mendorong agar tidak jatuh karena jalan yang sangat licin. Rupanya lalu lintas yang terhambat ini akhirnya diketahui pihak berkompeten sehingga datanglah beberapa polisi untuk mengamankan. Baik dari Polsek Pagentan mau pun dari Polres
Banjarnegara. Datang pula pejabat dari DPU (Dinas Pekerjaan Umum) Banjarnegara meninjau lokasi. Semakin siang matahari bersinar, lumpur mulai mengering ada satu truk lewat. Namun rupanya awak angkutan (sopir dan kenek mikrobus) yang berjumlah sekitar 40-an orang ingin protes, sehingga mereka memblokir jalan dengan membakar ban. Siswa-siswi SMP yang ditugasi gurunya untuk menulis
berita tetang jalan rusak ini pun diusir, " Ayo pergi, ini mau demo protes, jangan ditonton!". Rupanya protes ini berhasil mendapat perhatian, karena alat berat (eskavator) yang sedianya akan didatangkan hari Selasa 16 April, didatangkan lebih awal, pada Senin siang sekitar pukul 13.30. Hari Selasa, eskavator mulai bekerja mengeruk tanah yang berpotensi akan longsor. Kendaraan yang menuju Pagentan dialihkan dengan jalur Aribaya-Prigi-Jengkol-Ngasinan-Sokaraja/Karangnangka. Walau sebenarnya jalan desa yang juga banyak yang rusak lumayanlah dapat mengatasi masalah lalu lintas. Bapak ibu guru, pegawai kantor, pedagang masih tetap dapat melakukan aktivitas walau jarak tempuhnya menjadi lebih jauh. Ongkos atau biaya transportasi juga membengkak. Anak-anak sekolah juga dapat bersekolah, apa lagi siswa SMA dan SMK sejak Senin melaksanakan UN (Ujian Nasional), mereka bersekolah di Banjarnegara karena di Kecamatan Pagentan belum ada sekolah jenjang SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Ada juga yang naik kendaraan umum sampai depan SMP dilanjutkan jalan kaki melalui pematang sawah di atas jalan yang rusak dan ditunggu jemputan di seberang jalan dekat Gunung Urip (bukit sebenarnya bukan gunung). Hari Rabu, masih belum bisa dilalui oleh kendaraan umum, hanya sepeda motor saja. Penjelasan dari Pak Polisi (Mas Andi Fauzi) beliau ditugaskan di sini untuk mengamankan situasi, menunjukkan jalur alternatif hingga tak orang/kendaraan yang tersesat. Sedang penjelasan dari Mas Untung pelaksana proyek, proyek perbaikan jalan dan penanggulangan tanah longsor ini bernilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Dana berasala dari APBD tingkat II (kabupaten). Pelaksana proyek CV Abdillah Punya yang berkantor di Tretek Parakancanggah Banjarnegara. Eskavator direncanakan beroperasi 5 hari, pengerjaan proyek selama 3 bulan. Akan dibuat bronjong untuk mencegah longsor, dan dibuat saluran air di pinggir jalan. Barulah jalan diperbaiki. Hari Kamis (18 April), kendaraan umum belum melintas, baru ada mobil pikup hanya sampai depan SMP (Gohong) di jam-jam tertentu saja. Namun jalan sudah dapat dilewati walau harus hati-hati. Hujan yang turun sangat deras di siang harinya rupanya membersihkan sisa lumpur sehingga jalan tak terlalu licin. Semoga besok angkutan umum yang sudah beroperasi lagi seperti biasa. Kasihan awak angkutan kalau mereka terlalu lama libur, bisa-bisa dapur tidak ngebul. Kasihan pula pengguna angkutan umum (guru, pegawai, pedagang, anak-anak sekolah, petani yang mau ke ladang). Apa lagi awak angkutan umum sedang menghadapi kelangkaan solar. Untuk mendapatkan solar mereka mesti antri berjam-jam di pom bensin/SPBU. Jalan rusak sebenarnya tak hanya di Gohong saja, namun sejak Singomerto-Madukara, Madukara-Pagentan. Banyak lubang menganga lebar yang membuat pengguna jalan sangat tidak nyaman dan membahayakan karena menjadi rawan kecelakaan. Semoga segera menjadi perhatian Bapak Bupati dan jajarannya serta DPRD II Banjarnegara. Bude Binda Banjarnegara, Kamis 18 April 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya