Pesugihan Cinta Tepian Sungai Serayu (Kolaborasi dgn RG) [caption id="attachment_106612" align="aligncenter" width="300" caption="Tepi Serayu"][/caption] Tanpa belas kasihan, mentari membakar bumi. Sinarnya yang menerobos relung hati membuatku semakin bersemangat tuk melangkahkan kaki ke tepi sungai serayu. Tempat yang indah namun tertutup dari pandangan mata manusia. Sangat ideal untuk menumpahkan segala hasratku dengan si bahenol, pacarku. Amboi bengisnya sinar mentari siang ini, ternyata sama dengan diriku yang tanpa belas kasih menghianati istriku. Ahk.. tak apa, dia tak tahu ini. Suaminya doyan menggauli teman kerja dengan hanya modal sedikit kemampuan curi- curi waktu kantor.Haha! . Selepas parkir motor, kutebar senyum pada pegawai yang melayani tiket pengunjung wisata tepian sungai serayu ini. Ah, semoga Indah Hastuti, istri seorang temanku yang berhasil kutaklukan itu sudah tiba terlebih dahulu di tempat yang kunamakan pohon rindang rahasia. Mengingat tempat itu, jadi tersenyum geli sendiri. Sudah berapa ya korbanku. Hmm.. kalau tidak lupa…delapan janda, sebelas gadis remaja dan tujuh istri teman. Semuanya cantik jelita dan bahenol, rata- rata mereka bunga di daerahnya. Ck ck ck…bukan main, durjananya aku ini. . Bicara Indah hastuti, dia tak berbeda dengan korbanku yang lain. Semuanya sama jika merintih dan semuanya serupa jika mendesah untuk menuntut ku berbuat lebih. Hmm.., aku sudah hampir sampai pohon rindang rahasia itu, tapi kok kemana ya si indah. Ahk, dia belum ada…tapi, biarlah kutunggu ia sejenak sembari merancang goyangan apa yang lebih maut daripada tarian pelepas hasrat kemarin- kemarin. Biar ia tak bosan soalnya desahannya itu lho, wiiihhh….. . “Awas,,!!” terdengar pekikan para pecinta arum jeram wajah mereka menunjukan kegembiaraan yang becampur dengan terpacunya adrenalin. Hmm… aku merasa nyaman di bawah pohon rindang rahasia ini, mereka tetap tak bisa melihatku walau jarak mereka tidak lebih dari lima meter. “Huff.., lama betul si Indah Hastutiku ini datang. Tak biasanya dia datang terlambat seperti ini. Aduh.., aku juga tak memiliki waktu lama lha wong cuma bisa cura curi saja. Hmmmmsss….payah deh kok bisa ndak sesuai dengan rencana begini. “Iya tak akan datang…” sebuah suara besar mengejutkanku. Seketika bulu romaku berdiri.. berarti….? “Ya, betul iya sudah menjadi budak ku. Aku mengambilnya ketika ia menyebrang jalan menuju ke sini,” suara berat itu meneruskan. “Usahlah kamu sedih, lihatlah setumpuk uang untukmu di bawah pohon rindang ini dan segeralah mencari mangsa yang lain untuk ku. Hahaha….!” terdengar tawa berderai yang memekakan telinga. Kulihat setumpuk uang telah tersedia rapi diantara relung akar pohon rindang ini. Dengan sedikit tak bergairah kupindahkan semua ke dalam setiap saku baju, celana dan jaketku. Aku tahu ada seratus juta semua, seperti biasanya setelah nyawa teman selingkuhku melayang. Tanpa membuang waktu aku segera beranjak meninggalkan pohon rindang rahasia ini. Namun suara berat itu terdengar lagi, “Ingat waktumu sendiri tidak lebih dari 2 tahun lagi untuk segera menjadi budak ku di kerajaan Jin tepi sungai serayu ini segeralah cari korban yang banyak supaya hartamu tambah banyak dan siapa tahu kontrak jiwamu kuperpanjang….Hahaha!!” _____________________________0)0))000((((___________________________ Ditulis awal 2011 NB Sorry Mas Riza baru kuposting, semoga berkenan. Terima kasih kolaborasinya. Subject Message
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H