Nonton Jathilan Kesenian Paling Indah di Dunia
Oleh Bude Binda Kuda lumping atau jathilan bagiku kesenian rakyat yang indah, dinamis, merakyat. Musiknya yang ritmis bertalu-talu membuat meriah suasana. Kadang musik yang monoton itu lama-lama membuat trance/kesurupan penarinya. Maklum gerak tari dan musiknya kan diulang-ulang hingga jika dihayati bisa menyebabkan lupa diri. Nah jathilan yang menurut Pak Bibit Waluyo kesenian paling jelek di dunia, dia ucapkan di Magelang itu ternyata dapat kusaksikan di Taman Kyai Langgeng. Saat itu Minggu 16 September 2012. Saya ke Taman Kyai Langgeng dengan si kembar ponakanku lewat pintu belakang hingga tak perlu beli tiket. Maklum rumah kontrakan adikku ada di Cacaban, arah belakang dari Taman ini, hingga penduduknya mendapat akses gratis jika akan masuk ke Taman Wisata. Saat saya berkunjung ke Cacaban, musik dari jathilan terdengar meriah bagai memanggil-manggil untuk datang ke tempat pertunjukkan. Saya ajak kedua ponakan untuk ke Taman Kyai Langgeng. Kami berjalan lewat jalan setapak di kebun jati. Jalannya menurun dan berdebu. Usai jalan menurun, melewati jembatan kayu yang melintang di sungai kecil sampailah kami di Taman Kyai Langgeng. Jalan menanjak menanti kami. Untung Mamas dan Dedek tetap semangat menapaki tangga-tangga yang lumayan curam. Akhirnya sampailah kami di taman yang rumputnya hijau, teduh dengan pepohonan, ada pula kolam dan banyak penjual makanan yang menjajakan dagangannya. Karena hari Minggu pengunjung lumayan banyak. Di lapangan rumput tampaklah kelompok jathilan sedang mempertunjukkan tarian. Di tengah ada beberapa penari dengan kuda kepangnya. Di pinggir ada beberapa anak-anak usia SMP yang menari luwes tanpa kuda kepang. Ada juga dua barongan yang menandak-nandak menakut-nakuti penonton.
Musik dan sinden terus mendendangkan lagu-lagu Jawa seperti Ilir-ilir. Syairnya: Ilir-ilir ilir-ilir tandure wis sumilir tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar cah angon cah angon penekna blimbing kuwe lunyu-lunyu penekna kanggo masuh dodotira dodotira dodotira kumitir bedah ing pinggir doma ana jumlatana kanggo saba mengko sore mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane da suraka surak hiya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H