Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mawar Putih

10 Mei 2012   13:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Bude Binda

Kutanam mawar putih di sudut halaman. Aku suka warnanya yang putih bersih dan wanginya yang lembut membuai. Kalau sedang mekar kuciumi aromanya dengan mesra.

Saking sukaku pada mawar putih dulu di remajaku nama samaranku mawar putih diinggriskan "White Rose". Nama ini pula yang kuberikan pada kelompok di pelajaran elektronik. Tugas akhir mapel elektronik membuat rangkaian bel rumah. Nah kelompokku yang perempuan semua tak canggih untuk menyusun rangkaian dengan segala tetek bengek IC, tahanan, dan entah apa lagi. Menyolder rangkaian aduh  menyerah sajalah kami. Saya dan Leli, Ike, Ida anggota white rose, hanya mengumpulkan alat-alat atau bahannya, selebihnya serahkan saja pada anak laki-laki yang walau beda kelompok kami mengerjakan bareng-bareng di rumah siGun, teman kami.

Hari Minggu yang telah kami sepakati  aku ke rumah Gun yang ada di dekat jalan raya hingga aku mudah ke sana dengan naik angkutan umum. Saat itu mbayarnya masih 50 rupiah.  Aku pun masuk ke  rumah Gun sambil berucap salam, di sana sudah ada beberapa teman, "Ayo masuk Tut....duduk". Aku pun duduk di  jok ruang tamu Gunawan. Di depanku duduk Yudi. Dia menatapku lekat, mungkin karena tak berseragam penampilanku beda ya? Kukenakan blus coklat muda dipadu rok pendek sedengkul warna krem. Rambutku yang biasanya kalau sekolah dikepang dua, terurai bebas, rambutku hitam, lurus panjang sampai punggung. Hanya memang tipis.

Entah siapa yang mengerjakan rangkaian kami, menyolder maupun merangkai. Di antara teman-teman cowok itu tentunya. Yudikah? Atau Yusup?

Sementara itu di meja ada majalah Bobo, untuk menutupi rasa malu dan kikuk berhadapan dengan Yudi aku membuka-buka majalah Bobo. Yudi mengajakku berbincang, entah tentang apa, aku lupa. Yang jelas aku menikmati bisa duduk bareng, ngobrol dan bahkan dibantu dalam membuat tugas akhir kelompokku.

Akhirnya tugas kelompok White Rose bisa selesai dan dikumpulkan pada Pak Efendi guru elektronik kami yang ramah dan sangat menghargai kami muridnya.

Mawar putih di sudut halaman kini  kembali mengeluarkan putik bunga, kunanti dengan gembira mekarnya. Akan mengharumkan dan menghangatkan hatiku dengan keindahannya.

BUDE BINDA

Kamis, 10 Mei 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun