Oleh Bude Binda
Lagi-lagi Marzuli Ali menuai kontroversi. Marzuki mengucapkan kata-kata yang kontroversial pada acara di UI bertajuk " Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia", hari Senin 7 Mei 2012. Ucapannya "Koruptor adalah orang-orang pintar. Mereka bisa anggota ICMI, anggota HMI, lulusan UI, UGM, dan lainnya." (Suara Merdeka, Selasa, 8 Mei 2012 halaman 1).
Tentu saja ucapan Marzuki ini menyebabkan banyak komentar. Alumni UI dan UGM tidak mau universitasnya dibawa-bawa.
Ucapan Marzuki koruptor pintar memang ada benarnya, lulusan perguruan tinggi juga ada benarnya. Karena yang berpeluang korupsi kan pejabat atau pengusaha atau anggota DPR atau pimpinan DPR (nah, siapa pimpinan DPR?). Orang-orang ini bisa menjadi pejabat atau masuk ke DPR karena pintar dan di antara mereka tentu banyak yang sarjana. Nah menjadi masalah karena Marzuki mengucapkan lulusan UI dan UGM. Apakah UI dan UGM ikut  bermasalah andai ada lulusannya yang korupsi? Apakah perguruan tinggi yang punya nama besar di Indonesia ini mengajarkan korupsi kepada mahasiswanya langsung mau pun tidak?
Saya yakin tak ada institusi pendidikan sejak PAUD, TK sampai PT yang sengaja mengajarkan korupsi kepada anak didiknya. Selama ini para pakar menyebut bahwa korupsi disebabkan sistem. Siapa yang membuat sistem di Indonesia menjadi rawan korupsi? Apakah DPR sebagai institusi yang Marzuki Ali menjadi anggota sekaligus pimpinannya ikut andil dalam sistem di negara ini?
Ada pepatah bijak menyebut jika kita menunjuk orang lain, satu jari kita menuding ke orang lain, empat jari mengarah ke diri sendiri. Jika Marzuki Ali sedang menuding organisasi ICMI, HMI, lulusan UI, UGM nah bukankah secara fakta saja rekan-rekan beliau di DPR sedang ada di penjara ada (terkena kasus cek pelawat). Sedang dalam persidangan kasus korupsi (Nazarudin teman separtainya di Demokrat), satu lagi Angelina Sondakh yang juga partai Demokrat.
Korupsi memang telah menjadi penyakit pembangunan yang akut sekaligus kronis. Nah akankah ucapan Marzuki Ali bisa menjadi solusi untuk korupsi di Indonesia ini, atau justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Secara ilmiah jika menyampaikan lontaran  demikian mestinya ada bukti dan angka. Ada berapa orang dari organisasi dan lulusan universitas yang disebut Marzuki yang terjerat kasus korupsi?
Kata orang jika kita hidup di Singapura, kita tidak akan korupsi dan akan buang sampah di tempatnya. Sedangkan orang Singapura jika berbisnis di Indonesia dia juga akan ikut arus yaitu korupsi (menyuap misalnya). Demikian juga dia akan buang sampah sembarangan dan tidak tertib sebagaimana kalau tinggal di negerinya, benarkah?
Kalau memang sistem yang membuat demikian banyak kasus korupsi menggerogoti sendi-sendi kehidupan di negeri ini, menjadi penyebab rakyat tak juga sejahtera, ya perbaikilah sistem! Marzuki Ali yang sedang mendapat amanah sebagai pimpinan DPR punya kapasitas untuk itu!
BUDE BINDA