Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Tulisanku Dimuat di Majalah Si Kuncung

8 Maret 2011   14:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya duduk di kelas 6 SD waktu itu. Saya yang suka pelajaran mengarang, diarahkan untuk mengirim tulisan ke majalah. Guru SD saya kelas 6 Pak Mulyono bahkan mengajari untuk menulis di atas karangan HARAP DIMUAT. He..he...sekarang masih ada yang begitu nggak ya?   Rupanya itu rayuan unutk redaktur supaya memuat tulisan kita. Sebagai siswa yang patuh saya turuti nasehat Pak Mul. Tulisan yang saya kirim ke majalah Si Kuncung waktu itu ada dua macam, satu tulisan lucu untuk  kolom Kotak Wasiat dan dua puisi.

Saya sudah lupa kiriman tulisan saya, walau saya mengirim lagi surat kali ini nama rubriknya Surat Untuk Nenek Limbak. Nenek Limbak, nenek yang berkaca mata yang suka menjawab surat dari pembaca Si Kuncung yang bisa bertanya tentang apa saja. Dari resep tempe bacem sampai cara memberantas kutu rambut....Saya tahu bumbu tempe bacem juga dari jawaban nenek Limbak di rubirk itu. Bumbunya bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam, gula, asam jawa....Sampai  sekarang saya jago kalau bikin tempe dan tahu bacem, terima kasih Si Kuncung, terima kasih Nenek Limbak!

Saya lulus SD dan melanjutkan  sekolah ke SMP , SMPN 2  yang favorit saat itu sampai sekarang sih tetap favorit. Sekolah ini terkenal karena disiplin dan banyak kegiatan ekstra kurikuler.

Tak disangka puisi dan tulisan lucu saya dimuat di Kuncung! Jadi saya nunggu satu tahun untuk tulisan sampai dimuat. Seneng banget tentu saja. Puisi yang dimuat judulnya Pengemis Tua. Saya hanya ingat ada baris...kasihan oh kasihan...yang lain lupa dan majalahnya yang saya simpan hilang.

Di Kotak Wasiat judul cerita saya Banjir, sebenarnya itu judul dari redaksi. Tulisannya sudah diubah tak lagi seperti yang saya tulis, ceritanya tentang saya yang pernah terkurung di WC karena pintunya rusak.   Komentar teman sebangku di SMP "Tulisanmu di Kuncung kok nggak lucu sih!". Padahal biar nggak lucu kan hebat biasa muncul di majalah yang artinya dibaca anak-anak se Indonesia! Duh bangganya.

Di nomor yang lain suratku untuk  Nenek Limbak juga dimuat. Isinya tentang keinginanku unutk berkenalan dengan penyair cilik yang puisinya sering muncul di Kuncung, yang satu namanya Betsy Dewanti Supiyo putra dari Pak HB Supiyo yang cerpennya sering nongol di Kuncung.

Saya baca Si Kuncung , kalau majalah itu dibawa bapak atau emak dari sekolah. Kadang kalau Bapak dari Kantor Dinas P & K kecamatan beliau membawa setumpuk koran Suara Merdeka, majalah Krida dan majalah Si Kuncung.

Kami yang berebut membacanya dulu sebelum dibawa ke SD untuk dibaca bapak ibu guru. Bahkan adik saya paling kecil yang belum bisa baca pun suka ikut berebut koran , dengan gayanya di baca walau.....terbalik!

Suasana yang demikian rupanya membuat saya dengan tiga adik saya jadi hobi membaca. Bahkan oleh-oleh Bapak kalau pergi ke kota juga majalah anak-anak. Saya ingat Bapak kalau    pergi ke Banjarnegara pulangnya bawa majalah Ananda sebagai  buah tangan untuk saya, terkadang juga majalah Kawanku.

Karena tulisan saya muncul di Kuncung , saya dapat honor. Honornya Rp750 untuk puisi dan Rp500 untuk  Kotak Wasiat. Kiriman honor  berupa wesel yang saya tukar dengan uang di Kantor Pos, disuruh minta cap ke Kantor Kawedanan yang waktu itu ada di seberang timur  kantor pos, sekarang jadi rumah makan Bebek Goreng dan foto copy. Honor sebanyak itu saya belikan kaos kaki.

Sayangnya setelah dewasa saya justru malas untuk mengirim tulisan ke media cetak. Pernah sih mengirim namun kalau tidak dimuat ya sudah tidak telaten untuk  terus-terusan mengirim supaya dimuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun