Longsor yang menimpa hutan pinus di Clapar menghalangi jalan menuju Pagentan. Jika pada hari Sabtu hanya beberapa orang saja yang berani melewati jaln yang licin berlumpur, tadi pagi Senin 17 Mei 2010 lebih banyak pemakai jalan yang mennyinysingkan celana dan rok untuk melewati jalan berlumpur.
Tadi saya kembali pergi ke sekolah utnuk mengajar. Sesampai di hutan pinus pick up yang saya tumpangi berhenti, dan saya pun kembali berjumpa dengan teman-teman guru yang masih berdiri di pinggir jalan. Ada yang dengan beraninya segera melewati jalan berlumpur, ada yang tetap menaiki sepeda motor yang segera didorong oleh beberapa tukang ojek. namun sebagian besar masih melihat-lihat situasi.
Saya sendiri tadinya sempat takut, tak berani lewatia jalan licin itu. Namun Bapak Kepsek menginstruksikan suapaya kami tetap pergi ke sekolah. Aku segera mengajak Bu Indri untuk berjalan bersama. kami pun dengan mengumpulkan segenap keberanian mulai berjalan. Sepatu dan kaos kaki kulepas. Saat hampir terpeleset, ada yang menyuruhku berpegangan. " Ibu, mari kutuntun Bu", rupanya Zaenal muridku yang sudha jadi sopir menawarkan diri membantuku dengan menuntun. Aku pun segera berjalan dengan tanganku memegang erat tangan Zaenal, takut tergelincir. Tas dan sepatuku dibawakannya.
Bu Indri yang berjalan sendiri di depanku. Alhamdulillah beberapa meter terlewati sampailah kami di jalan yang tak licin. Kami telah berhasil melewati lumpur!
Perjalanan ke sekolah dilanjutkan dengan naik ojek. Jarak dari jalan tertimbun longsor sampai ke sekolah kurang lebih 1,5 km.
Longsor yang terjadi Sabtu, 15 Mei 2010 di hutan pinus Clapar tampaknya karena tanah di bukit itu, sangat gembur , rumputnya jarang atau tak tumbuh. Ada beberapa pohon pinus yang masih remaja (usia kurang lebih 3-5 tahun). Tebing yang longsor tidak di ters iring tapi tegak berdiri. Rupanya kondisi tanah yang labil diguyur hujan semalaman menyebabkan longsor.
Jalan yang tertimpa longsoran kurang lebih 25-30 meter. Alat berat pun didatangkan untuk menyingkirkan tanah longsoran dari jalan. Namun sampai tadi siang saya pulang pekerjaan menyingkirkan tanah itu belum selesai.
Pulang sekolah saya dan teman-teman kembali berjalan kaki melewati longsoran, hanya jalan yang licin tak sepanjang paginya. Bahkan saya berani berjalan sendiri tanpa dituntun.
Semoga tak ada longsor susulan, semoga besok kami bisa mengajar dengan lancar, jalan pun tak selicin tadi siang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H