Rupanya tulisan saya Ketika DPR Buta dan Tuli http://politik.kompasiana.com/politik/2011/04/15/ketika-dpr-buta-dan-tuli/, ternyata tidak salah alamat. Kompas cetak hari ini menurunkan tulisan headline dengan judul Kualitas Anggota DPR Rendah. Bahkan dibandingkan dengan DPR era Orde Baru anggota DPR sekarang lebih jelek kinerjanya. Demikian juga jika dibandingkan anggota DPR periode 1999-2004 kinerjanya dianggap lebih baik.
Jadi? Keburukan dan sorotan terhadap kinerja DPR tentu saja kian gencar setelah adanya usulan pembangunan gedung baru DPR. Ironisnya arsitektur gedung ternyata mencontek gedung Parlemen Chile. Lebih tragis lagi gedung dengan fasilitas wah termasuk kolam renang itu tidak ada yang mengusulkan untuk ruang perpustakaan. Apakah anggota DPR terhormat tidak suka membaca? Memalukan....
Jika anggota DPR orang yang cerdik pandai, berpendidikan mestinya tidak perlu uang rakyat dihamburkan untuk staf ahli. Bahkan konon staf ahlinya akan ditambah hingga satu orang staf ahlinya akan 2-5 orang....Hebat atau justru kelihatan kurang pinternya sih?
Lebih prihatin lagi di kala pro kontra gedung baru terus berlanjut maksudnya anggota DPR pro dan rakyat yang kontra, anggota DPR enak-enak mengisi masa resesnya dengan piknik ke luar negeri menghabiskan anggaran negara hingga Rp 12 milyar. Di koran Suara Merdeka diberitakan di halaman 1 Pelesiran Anggota DPR Habiskan Rp12 Milyar. Yang piknik Komisi I, Komisi VIII, Komisi X dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. Tujuan mereka Perancis, Spanyol, Turki, Rusia (Komisi I). Komisi X ke Spanyol, China. Komisi VIII China Australia, BURT Inggris dan Amerika Serikat.
Alangkah hebatnya mereka enak-enak berkunjung ke luar negeri dengan alasan studi banding sementara rakyat harus berakrobat demi sesuap nasi dan begitu berat untuk biaya berobat atau pun menyekolahkan anaknya.
Apakah rakyat yang diwakili merasa terwakili? Apakah rakyat menghendaki mereka habis-habiskan uang negara untuk pelesir ke luar negeri? Apakah rakyat menghendaki dibangun gedung baru dengan biaya 1,138 trilyun?
Rakyat tak menghendaki itu semua. Rakyat ingin mereka membuat Undang-Undang yang melindungi rakyat, membikin peraturan yang membuat rakyat sejahtera, melakukan pengawasan terhadap pemerintah, namun tampaknya semua kehendak rakyat itu sekadar mimpi dan utopia belaka. Jauh panggang dari api, bagaikan menggantang asap mengukir langit.
Anggota DPR lebih sibuk memperkaya diri sendiri. Kepentingan pribadi, partai di atas segala-galanya. Mereka bertindak bukan atas nama rakyat namun lebih atas namanya sendiri dan partainya, mereka lebih layak disebut sebagai politikus yang suka jadi calo kepentingan yang akan membuatnya lebih kaya, lebih berpengaruh. Mereka sama sekali tidak memikirkan rakyat, mereka buta dan tuli terhadap suara dan penderitaan rakyat.
Mereka jauh dari negarawan....mereka sekadar orang kaya mendadak (OKB) yang tidak mau merakyat! Menyakitkan....
Akankah keadaan ini dibiarkan? Akankah anggota DPR yang korup, suka disuap (terbukti beberapa dari mereka tersangkut kasus suap Miranda Gultom), buta dan tuli terhadap kepentingan rakyat, mementingkan diri sendiri akan terus dibiarkan hingga 2014? Akankah gedung baru DPR yang angkuh dan kian menjauhkan anggota DPR dari rakyat dibangun tanpa perlawanan?
Hanya Anda yang bisa menjawabnya.
Sumber
Kualitas Anggota DPR Rendah, Kompas Senin 18 April 2011 halaman 1