Oleh Bude Binda
Kekuasaan ternyata membuat orang selalu ingin meraihnya, terlepas dia mampu atau tidak. Bisa jadi merasa mampu walau sebenarnya kurang mampu bahkan tidak mampu.
Sang Raja yang telah berkuasa di blantika musik dangdut pun tak lepas dari rasa ingin merebut kuasa yang lebih tinggi lagi. Berhasrat ikut mencicipi madu manis kekuasaan politik. Tidak main-main raja dangdut Rhoma Irama ingin menjadi presiden RI dengan jalan mencalonkan diri atau capres.
Penasaran dengan kecerdasan dan wawasan Rhoma Irama saya melihat wawancaranya dengan Najwa Shihab di Mata Najwa di artikel Kompasianer Abbah Jappy "Sang Ikon Gagal pada Uji Publik". Ternyata jawaban-jawaban Rhoma Irama memang tak seperti yang diharapkan dari saya tentang seorang calon presiden. Jika tak bisa menjawab tuntas soal subsidi BBM, dan soal BP Migas. Bahkan mengelak dengan mengatakan dia tak bisa menjawab detail karena belum menjadi capres baru wacana capres.
Ah, sang raja bagi saya cukup berkuasa di kerajaan dangdutnya saja. Mau di bawa ke mana Indonesia jika Presidennya kurang berkompeten?
Apakah Anda menonton Rhoma Irama di acara Indonesia Lawyer Club di TVOne? Sikapnya yang tak mau minta maaf pada Jokowi alau pernyataannya tentang orang tua Jokowi yang nonmuslim ternyata salah, bagi saya sudah menunjukkan Rhoma Irama tidak berjiwa besar. Maukah Anda punya presiden demikian......
Terlepas dari pro kontra pencalonan Rhoma Irama, memang kita akui Rhoma Irama punya prestasi musik yang luar biasa, lagu-lagunya enak didengar. Seperti "Santai" , "Begadang", "Mirasantika", "Ani", "Terlalu", dan "Lari Pagi". Konon dia juga perintis musik dangdut yang berakar dari musik melayu.
Sebagai penyanyi dan pemusik Rhoma memang oke, namun sebagai politisi saya menilai Rhoma belum cukup oke, apa lagi sebagai pemimpin Indonesia, belum lah.
Ada satu joke di FB teman saya "Mengapa Rhoma Irama pengen jadi presiden?" "Karena mau merebut Ani dari Presiden SBY".  Syair lagu Ani antara lain ......Ani/Ani/ Sungguh aku tahu/ kucinta padamu/.....
Maaf Bang Rhoma jangan marah ya. Satu orang pengagum Rhoma adalah penulis "Laskar Pelangi". Pada novel yang ditulis Andrea Hirata ini diceritakan Ikal sangat suka pada Rhoma hingga poster Rhoma dia pajang di kamar, bahkan di kamarnya saat kuliah di luar negeri. Ucapan Rhoma pula yang mengilhaminya "Masa muda masa yang berapi-api".
Sebagai seorang WNI memang Rhoma Irama berhak mencalonkan diri jadi Presiden, dan kita juga berhak untuk setuju atau tidak setuju, kelak jika pencalonannya lancar kita pun boleh memilih, tidak memilih, bahkan golput. Salam damai Indonesia.