Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Terlarang

24 Februari 2012   08:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Bude Binda

Pernahkan Anda merasakan ini? Hati yang terkoyak rindu, namun rindu itu di wilayah yang terlarang?

Ah, aneh ya, perasaan dan hati sulit dikendalikan oleh akal. Akal mengatakan "Kau tak boleh rindu lagi padanya!". Namun justru hati tertambat dan akhirnya kepala ikut memikirkankan dia yang ada di ruang gelap. Huh!

Kekasih gelap di hari terang, membawa  hatiku ke rindu terlarang. Bolehkan kita merindu milik orang lain? Haruskah kita menahan dan melupakan kekasih hati di masa lalu? Ruang masa lalu itu kadang bersinggungan dengan ruang masa kini, tak terelakkan.

Kisah kasih yang dulu sepahit empedu, walau kadang juga semanis madu kini bagai lembar kenangan yang indah. Terlalu manis untuk dilupakan kata Slank.

Ah sudahlah, dia ada di sana, di rumah yang telah berpagar dan tak ada celah pintu untukku masuk melongokkan hatiku. Tak ada........

Lebih baik kunikmati saja hadirku di sini, sekarang, dengan segala kelimpahan yang diberikan Tuhan untukku.

BUDE BINDA

Jumat, 24 Februari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun