Oleh Bude Binda
Telepon dari temanku pada hari Kamis kalau akan ada pengawas yang datang ke sekolah pada hari Sabtu telah sukses membuat kami kalang kabut melembur administrasi mengajar. Memang salah kami sih terlalu santai menyiapkan perangkat mengajar. Juga karena pak Kepala Sekolah yang santai saja nagihnya.
Untukku ditambah lagi kurikulumku yang isinya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) pelajaran Bahasa Indonesia yang kuampu juga sempat hilang alias terselip hingga liburan dua minggu sama sekali ku tak bisa mencicil menyusun perangkat mengajar. Saat kumulai membuat silabus, eh saat mau dicetak printerku ngadat tambah pula listrik sempat padam 3 hari karena angin ribut yang membuat jaringan listrik terganggu.
Memang akhirnya kurikulumku kutemukan di lemari buku. Aku pun mulai menyusun RPP dengan menulis tangan dulu sebelum diketik di laptop. Lumayan bisa kusambi saat di kelas kalau anak-anak sedang sibuk mengerjakan latihan atau tugas yang kuberikan.
Menjadi kalang kabut karena listrik padam saat Jumat mau mencetak/ngeprint. Akhirnya pergi ke rumahku yang ada di perumahan di sana listrik nyala. Namun ternyata printernya belum konek dengan laptop. Laptopku baru kuperbaiki karena terlalu lelet. Rupanya penggantian atau instal ulang dari windows vista menjadi windows seven membuat instal untuk printerku hilang. Ndilalah CD untuk instal yang tertempel di printer kok ya tercecer entah di mana. huh....untung di kantor suami masih ada Cd itu. Namun setelah diinstal ulang rupanya anti virusnya sangat kuat hingga menolak tidak mau instal. Sudah ditanyakan dan coba diatasi oleh teman suami yang sarjana komputer eh sampai rumah masih ngadat juga belum mau konek!
Sudah nasib apes, Jumat sorenya aku mampir ke rumah Bu Tatik temanku, ternyata printernya 3 sedang rusak semua! Untunglah saat pulang di rumah listrik sudah menyala. Aku pun ke rumah bulik, tanya ternyata printernya bisa untuk mencetak. Kuedit lagi silabus, promes dan RPP yang akan dicetak. Kucopy ke flasdisk. Malangnya saat kuprint, kertasnya keliru kertas kuarto bukan folio. Aku pun turun dari lantai 2, tempat ruang kerja bulik berada. Pulang ke rumah ambil kertas folio. Kuprint, lagi eh yang tercetak silabus kelas 7, padahal mauku kelas 8. Kucari-cari tak ketemu. Akhirnya turun lagi, pulang nyalakan laptop dan mengcopy lagi pakai flasdisk yang lain. Barulah saat kumasukkan laptop bulik dan kuprint, bisa sesuai kelas 8. Namun sayangnya silabusnya terlalu ke kanan kolomnya hingga ada kolom yang terpotong, namun aku kesulitan cari print previewnya, sementara suamiku yang sudah tidur kumintai tolong malah marah karena merasa terganggu. Ya sudahlah apa adanya saja, yang penting sudah berusaha membuat silabus. Sudah ada promes (program semester), silabus dan RPP walau RPP baru tiga nomor lumayanlah.
Paginya tadi kubawa semua hasil jerih payah kalang kabut itu. Di sekolah semua punya cerita yang nyaris sama, lembur yang acakadut karena tergesa-gesa, printer yang ngadat, sampai ada sampul/cover yang belum diedit masih tertulis tahun lalu saking gugupnya.
Kami pun menunggu kedatangan Pak Hartomo dan Bu Puji pengawas yang akan datang rencananya. Namun sampai pukul 09.00, 10.00, bahkan sampai pukul 11.25 saat pelajaran hari Sabtu berakhir mereka tak tampak batang hidungnya! Kami pun tertawa, mentertawakan  kalang kabutnya kami menyiapkan perangkat/administrasi mengajar namun ternyata pengawas tak jadi datang! Hikmahnya, kami jadi sudah punya perangkat mengajar.
Tadi seusai maghrib kuperbaiki silabusku yang kolomnya belum pas. Suami mau membantu. Kembali nunut ngeprint di rumah bulik. Alhamdulillah silabus sudah rapi.
Sepenggal kisah di ujung pekan.
BUDE BINDA