Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyantap Hidangan Kondangan

16 November 2011   12:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Bude Binda

Tadi siang saya datang ke tetangga yang hajatan, menikahkan anaknya. Sebenarnya kondangan yang terlambat. Tadi pagi jam 10 akad nikah dilanjutkan resepsi perikahan. Kira-kira usai acara, saya ke sana, sehabis Dhuhur. Dari kemarin hujan, jadi saya malas tuk pergi. Setelah tadi tidak hujan baru ingat harus datang ke hajatan ini, kalau tak datang malu kalau ketemu Pak Rais nama tetanggaku ini yang sehari-hari jadi pedagang ayam di pasar.

Saya ke sana ditemani Nadhif ponakanku usia 3 tahun. Kami disambut dengan ramah, pengantin sudah masuk kamar mau ganti baju pengantin. Wah untung sempat lihat Fitri dengan baju pengantinnya,didandani gadis ini tambah cantik.

Kami disuguhi air mineral dalam gelas plastik, katanya air teh sudah habis. Hidangannya jenang (dodol  ketan), cake, dan kacang telur. Setelah ngobrol dengan Pak Rais, saya pamit pulang, namun dipersilakan makan dulu. "Silakan makan dulu seadanya, hidangan sisa", ujar si empunya hajat. Saya ambil piring, yang terhidang di meja sambal goreng telur puyuh, capcay dan daging sapi masak bistik.  Itu memang termasuk menu standar orang punya hajat di desaku. Walau ada juga yang oseng tempe dan cabe hijau, sambal goreng kentang dengan hati, lodeh soun (soun goreng) atau mi goreng. Ada juga yang ditambah kering tempe. Daging juga ada yang diganti ayam goreng.

Dulu saat saya kecil sayur buncis, atau buncis oseng juga layak untuk hidangan hajatan, sekarang jarang. Paling buncisnya dimasak orak arik dengan telur.

Kadang ada yang menyuguhkan sayur pare (oseng pare) atau oseng daun pepaya, juga rujak atau pecal. Nah, rujak ini bisanya jadi masakan favorit tamu, karena segar dan pedas.

Untuk makanan di pesta pernikahan yang prasmanan, biasanya dilengkapi dengan sup, juga tak ketinggalan kerupuk udang. Ada pula buah, bisanya semangka yang telah dipotong-potong. Bisa juga buahnya pisang atau nanas.

Kalau mengikuti acara resepsi makanan disuguhkan dengan 2 cara, bisa prasmanan dengan resiko antri, dan nasi yang sudah ditata di piring dengan lauk pauknya kemudian dibagikan kepada para tamu. Bisa juga nasi plus lauk dan sayurnya dimasukkan ke kotak kertas atau stirofoam. Lebih ramah lingkungan yang kotak kertas sih. Styrofoam konon tak bisa hancur di tanah, mencemari lingkungan sampahnya.

Begitulah ragam makanan kondangan di desa atau daerahku. Walau kalau aku sendiri apa pun makanannya sebenarnya yang terpenting ada sambal terasinya, sayangnya jarang muncul di hidangan resepsi pernikahan mau pun sunatan!

Besok tanggal 19 aku masih akan kondangan ke tempat saudara,  besok kita intip dan cicipi lagi ragam makanan orang punya hajatan....Salam.

Bude Binda

Banjarnegara, 16 November 2011


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun