Pagi tadi saya katakan ke teman sekantor yang anggota PKS "Bu, PKS kok gitu sih masa Arifinto buka konten porno di sidang DPR?" "Bisa saja justru yang motret yang ngirim email, Pak Arifinto kan sedang buka email". "Buka email saat sidang kan tidak etis Bu, sedang sidang paripurna masa buka email, internetan?" "Itu kan kadang akibat anggota legislatif bukan dari kader yang merintis sejak bawah".
"Bu, kok PKS juga dilaporkan oleh mantan pengurusnya ke polisi?" "Itu sudah bukan pengurus, itu orang sakit hati". "Kelakuan anggota PKS itu bikin saya jadi nggak simpatik dan nggak mau milih PKS lagi!". "Nggak apa-apa masih banyak kader setianya, itu cobaan bagi PKS".
Itu jawaban kader atau anggota PKS terhadap segala silang sengketa dan carut marut PKS. Namun saya terus terang tidak puas dengan jawaban itu, bahkan sudah tidak percaya lagi. Apa lagi kelakukan Tiffatul Sembiring, sok banget saat menyalami Michelle Obama, begitu juga ucapannya hendak memblokir BB gara-gara konten pornonya, kok malah anggota PKS buka konten porno di ruang sidang DPR saat sidang pari purna. Duh....
Terjawab juga kan mengapa mereka ngotot membangun gedung baru DPR trilyunan rupiah buat bermesum-mesum dengan fasilitas kamar mewah dan kolam renangnya yang ngelesnya untuk cadangan air saat kebakaran!
Beribu ruang kelas rusak bahkan roboh, beribu kilometer jalan-jalan di Indonesia rusak parah, beratus-ratus rakyat jadi korban kecelakaan karena jalan yang rusak...dan mereka buta serta tuli terhadap kenyataan yang ada di depan mata tetap berkeras kepala membangun istana impian....para maling! Bagi saya mereka tak ubah maling dan garong uang rakyat jelata yang kata Marzuki Ali tak layak membicarakan gedung DPR! Siapa sih bikin Marzuki Ali duduk enak di kursi DPR? Siapa yang selalu setia bayar pajak untuk mengongkosi kenikmatan Marzuki Ali dengan segala gaji gede dan fasilitas yang serba wah? Bukankah rakyat kecil paling taat bayar pajak. Bukankah justru elit ngemplang bayar pajak seperti Aburizal Bakri?
Jadi anggota dewan terhormat berhentilah bermimpi, terlena dengan kursi empuk DPR! Lupa pada amanah rakyat kecil yang justru kau larang bicara!
Banjarnegara, Senin 11 April 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H