Hobi membaca memang hobi yang bermanfaat. Seisi rumahku semua suka membaca. Kami lebih sering berkumpul di ruang depan dengan masing-masing membaca koran atau majalah dari pada di tempat lain.
Saat SD buku yang menginspirasiku berjudul Sendiri di Dunia karya Hector Mallot. Cerita tentang Remi yang yatim piatu dan berpetualang sampai menemukan keluarganya yang ternyata bangsawan kaya sangat menarik dan berkesan hingga aku dewasa.
Setelah remaja buku Lima Sekawan dari Enyd Blyton serasa membawaku berpetualang ke Inggris bersama Anne, Georgina, Andy dan Dick. Saya bahkan suka memimpikan minum teh ala Inggris dengan kue muffin seperti yang sering dihidangkan Anne dalam Empat Sekawan. Entah karena cerita itu atau bukan sampai sekarang saya suka minum teh.
Masa remajaku juga ditemani dan dibesarkan dengan buku tulisan Arswendo Atmowiloto dengan serial Kiki dan Komplotannya. Tak ketinggalan buku Hilman Hariwijaya Lupus dan Olga. Terhibur juga baca gokilnya Lupus dan Olga dalam cerita Hilman yang selalu lucu, kreatif dan tak pernah menganggap berat suatu persoalan. Rasa-rasanya remaja tahun 80-an dan 90-an seperti saya dan jutaan teman-teman lain sangat terpengaruh dengan Lupus termasuk film-filmnya yang dimainkan dengan sangat bagus oleh mendiang Ryan Hidayat yang sontak jadi idola remaja seIndonesia Raya!
Ada pula buku karya Gola Gong yang dulunya serialnya sudah dimuat di majalah remaja Hai. Petualangan tokoh kisah novel Gola Gong selalu menarik dan tak ketinggalan bumbu cerita romantisnya.
Buku yang sangat saya suka saat SMA walau sayang sampai sekarang belum tamat bacanya karya Cindy Adams Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Buku ini saya pinjam di perpustakaan Puspenmas nama kantor penerangan di era itu. Karena tebal belum selesai sudah saya kembalikan waktu pinjamnya sudah habis. Hal yang saya sesali karena di perpustakaan yang sering jadi Perpustakaan Daerah Banjarnegara buku ini sudah raib.
Ketika kuliah novel-novel dari sastrawan Indonesia sangat berkesan dan sumber kesenangan saya mahasiswi miskin yang uang sakunya pas-pasan. Harimau-Harimau! Mohtar Lubis, Ronggeng Dukuh Paruk , Jantera Bianglala, Lintang Kemukus Dini Hari, Kubah Ahmad Tohari, Para Priyayi, Seribu Kunang-Kunang di Mannhattan, Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam. Pada Sebuah Kapal, Keberangkatan, Namaku Hiroko, Hati yang Damai, Segi dan Garis, Tuileriess, Tuan Konsul dari Nh. Dini. Bahkan teman-teman masih mengenang saya sebagai pengagum Nh. Dini. Skripsi saya pun tentang tokoh wanita di novel-novel beliau.
Saya juga suka baca buku tentang psikhologi, atau pun buku motivasi seperti Bagaimana Mencari Kawan karya Dale Carnegie. Saking senangnya buku ini saya bca berkali-kali. Di sana disebutkan tentang cara menghargai orang lain misalnya dengan menghindari perdebatan  walau kita di pihak yang benar. Demikian pula buku Don't Sweat the Small Stuff, seri buku ini banyak saya baca karena merupakan petunjuk praktis agar kita hidup lebih bahagia dengan tidak membesar-besarkan masalah kecil.
Nah yang sangat mengisnpirasi berupa novel mutakhir Saman, Larung karya Ayu Utami, Supernova, Akar, petir karya Dewi Lestari.
Ada pula Ketika Cinta Bertasbih karya Habbiburohman, tidak ketinggalan Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpovnya. Teman-teman guru dan TU di sekolah saya tulari virus membaca Andrea Hirata dan mereka semua mau membaca dan suka novel-novelnya! Sangat inspiratif bagaimana anak-anak SD Muhammadiyah Gantong yang bersekolah di gedung yang miring bisa sukses mencapai cita-citanya dibimbing guru yang sabar penuh dedikasi Bu Muslimah dan kepala sekolah yang sangat dihormati anak didiknya. Andrea sangat piawai bertutur hingga membuat pembacanya terharu, menangis, tertawa melalui buku-bukunya. Saya baca tetralogi itu berkali-kali dan tidak bosan masih haru saat sedih dan tertawa terbahak-bahak ketika lucu atau Ikal sial dikejar-kejar pak guru sembunyi di tempat penympanan ikan juragan ikan. Atau tertawa terbahak-bahak saat Arai mengucapkan Amin dengan sangat keras dan meliuk-liuk saat sholat berjamaah dengan diimami pemimpin agama dari Afganistan yang sangat disegani.
Buku bagiku sumber ilmu, pembuka wawasan, sahabat setia, guru yang tak pernah marah. Kemana pun saya pergi di tas selalu ada buku atau majalah, atau pun koran. Di tas saya biasanya ada Inti Sari, Kompas atau Ummi majalah wanita. Majalah wanita favorit saya Femina.
Buku telah membuatku merasa lebih percaya diri karena kalau diajak bicara siapa pun dengan topik apa pun saya bisa nyambung dan tidak tulalit. Buku juga membuatku senang karena sering dipuji cerdas, pintar selain cantik....ha..ha....saya sedang ge er saja!
Banjarnegara, Kamis 7 April 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H