Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Aku Bertemu Hantu

17 Maret 2011   12:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sekarang bertemu hantu.....hi....takut! Ini ceritaku saat masih anak-anak.

Dulu aku masih kelas 3 SD (seingatku, kalau benar soalnya semua peristiwa masa kanak-kanak yang kuingat saat TK , SD kelas 1 dan 2 nggak terlalu ingat, kebanyakan rasanya dialami saat kelas 3 SD). Aku diajak tetangga  yang masih saudara  untuk ke rumah saudara yang ada di desa tetangga. Desa selatan desaku itu namanya Kemiri. Jalan kaki ke sana , jarak sekitar 2 kilo meter.   Maklum belum banyak sepeda motor seperti sekarang, tahun 78-an.

Berangkat sampai di Kemiri biasa saja.Pulangnya dari sana kami jalan kaki lagi. Melewati sawah jalan menurun, kemudian jalan mendatar melewati pinggir sungai yang sepi. Nah saat saya menengok sungai, ada seorang perempuan cantik berambut panjang duduk di atas batu di tengah sungai. Dia menyisiri  rambutnya yang panjang. Saya waktu itu diam terpaku walau heran kok ada perempuan cantik di tengah sungai yang sepi itu. Saya nggak ngomong dengan apa yang saya lihat pada Mbak Ratinah saudara saya.

Setelah dewasa  saya baru menyadari kalau perempuan cantik yang saya lihat di tengah sungai  itu semacam peri? Atau hantu? Hi......untung saat lihat saya masih kecil dan belum kepikiran kalau itu hantu......

Yang kedua, saya masih SD. Setiap malam saya ke rumah nenek untuk tidur di sana menemani nenek. Saya ke rumah nenek setelah belajar dulu di rumah. Maklum ketika SD saya masih rajin belajar. Seusai belajar, saya ke rumah nenek yang melewati gang yang gelap. Pernah karena agak takut saya lari sambil mulut dan tangan seperti orang naik  sepeda motor jadi ngengg.....ngeng.....grubag!  Saya terjatuh kesandung kenceng ( semacam pasu atau bejana wadah untuk membuat jenang atau dodol Jawa). Saya pun aduh...mengaduh walau malu untuk menangis. Rupanya tetangga yang rumahnya di sebelah gang menampung  air hujan dari talang pakai kenceng. Namun malam itu saya tidak jatuh tapi lebih serem.....

Saya seperti biasa siap untuk lari , tangan dan kaki seperti  orang sedang menghidupkan mesin sepeda motor....ngeng...ngeengg.... Namun di tengah gang saya terpekik, saya melihat laki-laki sangat tinggi , tingginya sampai menyentuh genting rumah tetangga, rambutnya panjang berewokan....Sangat mengerikan! Saya lari ke rumah lagi sambil menjerit, Ibu dan Bapak keluar rumah. "Ada apa  Ti?", tanya mereka. "Hantu.....gendruwo.....! " "Di mana?" " Itu di sebelah  rumah Mbah Trimo"! Tentu saja  Mak dan Bapak tidak percaya . Akhirnya saya ke rumah nenek diantar Bapak. Ajaib hantunya sudah tidak ada! Mungkin pergi terkejut karena kehebohan saya.

Setelah dewasa saya tak pernah melihat lagi makhluk gaib  atau makhuk halus seperti yang pernah saya lihat saat masih anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun