Saya membeli Kompas Minggu saat hari Senin 3 Desember ke Banjarnegara. Di toko Aneka toko buku langganan saya yang pemiliknya saya kenal dengan baik. Dari dulu saat masih dikelola Om Andreas sampai sekarang digantikan cucunya Jonas.
Sepulang dari kota, sampai rumah seperti biasa saya baca Kompas Minggu dari tulisan utamanya tentang berbuat baik bagi Indonesia yang dilakukan orang-orang biasa, suka relawan Wasior, Mentawai sampai Merapi. Tulisan-tulisan lain pun saya baca seperti tentang artis serba bisa Asri Welas dan Jeng Kelin, juga tentang rumah Balin yang indah. Akhirnya mata saya tertambat pada surat pembaca , dan terbacalah surat pembaca yang berjudul Pria Berkacamata Memakai Wig yang ditulis oleh Devina. Di sana ditulis bahwa Ibu Devina berjumpa dengan ornag yang berkacamata dan memakai wig seperti yang muncul di media massa tentang Gayus yang pergi ke Bali dengan menyamar. Ibu Devina bertemu pria tersebut Kamis, 30 September 2010. Beliau sudah berkali-kali menatap karena jarak duduknya di runag tunggu bandara sangat dekat, namun tidka berani untuk memotret.
Rupanya surat pembaca di Kompas Minggu, 2 Januari 2010 itu ditanggapi pihak berwajib, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Mafia Hukum. Staf khususnya Deny Indrayana menanggapai dengan serius dan segera mengusut dengan pihak-pihak terkait seperi Menteri Hukum dan HAM Bapak Patrialis Akbar, pihak maskapai penerbangan Air Asia.
Kebetulan saya tadi sempat sekilas menonton acara televisi TV One yang menampilkan wawancara dengan Bapak Deny Indrayana. Telah ditemukan bahwa Gayus Tambunan menggunakan paspor dengan nama Sony Laksono. Wajah di foto Sony Laksono ya persis wajah Gayus Tambunan di foto yang di Bali yang juga dijepret wartawan Kompas.
Koran Kompas telah berhasil membongkar kepergian Gayus ke Bali melalui foto wartawannya, dan sekarang berhaisl pula membongkar kepergian Gayus ke Singapura dan Macau melalui pemuatan surat pembaca dari Ibu Devina.
Saya salut kepada koran Kompas, kepada wartawan serta penjaga tiket yang memberi tahu wartawan Kompas adanya orang mirip Gayus. Demikian juga Ibu Devina yang telah menulis surat pembaca. Ternyata dari masyarakat dari warga biasa pun bisa membongkar suatu pelanggaran hukum yang telah dilakukan Gayus Tambuanan di dalam tahanan . Seornag wartawan dengan kekuatan foto-fotonya juga secara gemilang telah mengungkap kebobrokan dunia hukum di Indonesia.
Siapa pun kita kita bisa memberi kontribusi nyata pada penegakan hukum Indonesia, saya yakin kita semua menginginkan Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang sesuai dengan penjelasan di UUD 45, sebagai negara hukum.
Semoga semboyan hukum walau langit runtuh hukum harus ditegakkan terus berjalan, semoga semua kebusukan hukum di Indonesia dapat terbongkar sedikit demi sedikit, kita berhak untuk optimis.
Selamat untuk koran Kompas, selamat untuk Ibu Devina, salam hormat saya!
Banjarnegara, 5 April 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H